Pada tulisan berikut adalah menjawab pertanyaan dari Saudara Ghozali Abdillah yang menurut penulis adalah pertanyaan yang akan membantu semua pembaca untuk lebih serius dan sungguh-sungguh dalam mempraktekkan Islam menjadi Agama Rahmatan Lil Alamin di muka bumi dan Alam semesta.
Mudah-mudahan pertanyaan saudara Ghozali Abdillah sudah tercover di keterangan ini. Lapisan praktek Islam salah satunya adalah hakekat. Disebutkan Hadits Rasulullah agar mempraktekkan Islam itu secara kaffah (semua lapisan) bukan dipilih-pilih lapisan yang mudah atau senang saja, tetapi semuanya.
Berikut adalah uraian sederhana lapisan per lapisan Islam.
1.SYARI'AT
Masih berupa kuliah – kuliah saja/Cerita-Cerita/Ceramah, Khotbah-khotbah, Jelas BELUM BERHASIL, karena BELUM DILAKSANAKAN, belum diperjuangkan secara gigih, (Baru pada taraf keyakinan ilmiah saja = ilmu yakin dan ainal yakin), oleh sebab itu BELUM TERUJUD ILMU TAUHID YANG SEBENAR – BENARNYA dan BELUM PULA MEMPEROLEH KEMENANGAN. ( Ilmu yakin dan ainal yakin adalah masih "dusta" belum lagi merupakan kebenaran yang Faktuil, HAQQUL yakin baru BENAR).
2. TARIKAT
Cara/Metode Pelaksanaan TEKNIS untuk mencapai HAKIKAT ILMU TAUHID itu, untuk mencapai HAQQUL YAKIN-nya; Tarikat adalah juga masa PEJUANGANNYA (jatuh bangun-nya dalam perjuangannya, dalam Pertempuran-nya melawan IBLIS, yaitu membersihkan DIRI yang BATHIN secara tuntas/total dari semua ANASIR ANASIR IBLIS, dari semua gelombang – gelombang dan pengaruh – pengaruh IBLIS dalam diri, barulah ia mendapat kemurnian TAUHID dalam ber – IBADATH dan dalam ber-AMAL, BARULAH TERCAPAI REALITA TAUHID yang sebenarnya yaitu : KEMENANGAN HAKIKI KEKAL DAN ABADI, karena Kalimah ALLAH TELAH PENUH BERSEMAYAM dalam DIRI BATHIN/HATI sanubarinya, hingga barulah ia mampu mencapai pelaksanaan SHALAT yang benar – benar Khusuk, yang membawa Kemenangan Dunia dan Akhirat.!
Hadits Qudsi :
"Qaalalaahu ta'aalaa Lam yasa'nii ardhii wa laa samaa-ii wawasi'anii Qalbu'abdil mukminul layyinul waadi'u."
Artinya : "Allah ta'ala berfirman : Tak dapat memuat Zat-Ku , Bumi dan Langit-KU; yang dapat memuat ZAT-KU, ialah hati hamba-KU yang Mukmin, Lunak dan Tenang" ( H.R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih (= La allaakum Tuflihuun!)
3. HAKIKAT:
Definisi menurut teori:
Perkataan hakikat dari kata haqq yang artinya kebenaran. Ilmu hakekat adalah ilmu mencapai kebenaran. Detailnya (di http://kang-kolis.blogspot.com/2009/01/pengertian-ilmu-dalam-tasawuf_08.html)
Nah yang ini adalah definisi menurut praktek (mudahnya):
(Kuliahnya sama dengan Syari'at pada nomor 1) tetapi sudah BERHASIL HAQQUL YAKIN, SUDAH TERUJUD/SUDAH MENJADI KENYATAAN ILMU TAUHID itu dan oleh karenanya SUDAH MENCAPAI KEMENANGAN, (sudah HAQQUL YAKIN dalam keyakinan dan dalam amalan) lihat nomor 2 diatas.
Ilmu Hakikat ini kelanjutan dari belajar tasauf atau Zikirullah, langsung otomatis menuju hakikat jika sudah mempelajari yang no.2. Silahkan dibaca di Tulisan "Belajar dari Ilmu Kelapa". Jika dikiaskan, hakikat ini adalah mencapai proses santan, manfaatnya sudah kelihatan begitu nyata, namun tidak berhenti disini karena santan itu masih mudah busuk, harus diproses kembali agar menjadi "minyak" atau makrifat.
4. MA'RIFAT:
(telah TETAP ISTIQAMAH dalam REALITA ILMU TAUHID) Ia telah siap dalam PENERAPAN ILMU TAUHID yang sebenarnya dan KEHIDUPAN DUNIA AKHIRATH bagi DIRI dan kelilingnya dan seluruh JAGAD RAYA, karena : Dalam seluruh tubuhnya, dalam setiap tetes darahnya, dalam tiap gerak nafasnya dan tiap gerak gerik anggotanya, telah HADIR KALIMAH ALLAH (telah menyebar secara keseluruhan Kalimah Allah itu keseluruh tubuhnya, berpangkal dari sumbernya (HATI Sanubarinya), lihat diatas pada nomor 2 (TARIKAT).
Dan dengan Kalimah Allah yang telah berada dalam seluruh dirinya itu, yang dianugerahkan Allah padanya, ia mampu meneruskan pekerjaan pekerjaan RASULULLAH SAW sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah dimuka bumi yaitu : Meneruskan membawa Rahmat Allah langsung dari Allah SWT, kepada seluruh Alam semesta, sesuai dengan Ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits – hadits Nabi, seperti yang tertera dibawah ini :
1. Q.S. Al Anbiyaa, Ayat 107 :
"WAMAA ARSALNAAKA ILLAA RAHMATAN LIL 'AALAMIIN"
Artinya : "Kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad),melainkan menjadi Rahmat untuk semesta alam."
(Tiada Aku turunkan engkau ya Rasul kedunia, melainkan untuk membawa rahmat-KU keseluruh Alam, Langsung dari-Ku).
Orang seperti tersebut diatas yang mampu meneruskan pekerjaan – pekerjaan Rasulullah SAW sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah dimuka bumi untuk meneruskan membawa Rahmat Allah pada seluruh alam semesta ( antara lain tidak akan datang kiamat, kalau masih ada orang – orang/yang benar benar berdzikir Allah, Allah) (H.R. Muslim).
Tentu saja Dzikir yang dimaksud adalah dzikir yang HIDUP dan BERJAYA yaitu dzikir dari orang – orang yang telah mencapai maqam sempurna Tauhid nya pada Allah SWT yaitu : dari Golongan II, III, IV, yang dewasa ini jarang sekali dapat ditemui! Bukanlah Dzikir dari orang orangdari golongan I, yang banyak sekali ditemui! Barang kali berjuta banyaknya! Tetapi tidak bertenaga/tidak berjaya akan Dzikirnya sama sekali, karena hanya berdzikir pada lidahnya saja, sehingga tidak dibalas Allah SWT, karena tidak memenuhi syarat Dzikir yaitu TIDAK MEMAKAI WASILAH ALLAH, yang menyampaikan Dzikirnya pada sisi Allah SWT.! Sehingga TIDAK TERBALAS.! (Guru Besar Sufi Prof. Dr. H.SS Kadirun Yahya Muhammad Amin, M.Sc.)
0 komentar:
Posting Komentar