Kampungkosong.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

08/10/11

MISTERI DIBALIK HANACARKA


Hurup jawa Hanacaraka yang oleh pendukungnya di anggap memiliki nilai adi ‘luhung’ merupakan  salah satu solusi alternative dalam mempertahankan kepribadian bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat jawa pada khususnya.
Karateristik orang jawa yang sopan, jujur,ramah tamah,baek hati,rajin,kolot,tradisional dan percaya kepada takhayul maupun kekuatan gaib memiliki cara unik dalam menghadapi dampak globalisasi tersebut, yaitu mengkaji pada nilai nilai luhur yang tersembunyi di balik huruf HANACARAKA. Hal ini salah satu sebab ialah tidak transparannya nenek moyang orang jawa dalam menyampaikan nasehat ,petunjuk tentang nilai nilai luhur kepada generasi penerus. Secara acak penulis mengajak para pembaca untuk menafsirkan tentang misteri yang ada di balik huruf HANACARAKA.


KEBAHASAAN
1.         Tanda baca yang di sebut “ sandangan “ jawa, ternyata bahasa jawa lebih bervariasi bila di bandingkan dengan dengan tanda baca yang di pergunakan oleh huruf Arab. Adapun tanda tanda baca yang di pergunakan dalam tulisan jawa ialah :

·         Wulu untuk bunyi Vokal “I”,                contoh : Adi
·         Suku untuk bunyi Vokal “u”,                contoh : Buku
·         Pepet untuk bunyi Vokal “e”,              contoh : Bejo
·         Taling untuk bunyi Vokal “e”,              contoh : Telo
·         Taling Tarung untuk bunyi Vokal “o”, contoh : Soto
·         Layar untuk huruf mati “r”,                contoh : Layar
·         Cakra untuk huruf “r” ditengah dua huruf,            contoh : Patra
·         Pangku untuk kata kata mati,             contoh : Rotan
Bahkan sering kita dapati tanda baca mati yang lain seperti dipasangi dan di panggul. Dari tanda tanda baca yang dipergunakan dalam bahasa jawa dapat ditarik kesimpulan bahkan menjadi pelajaran yang sangat berharga yaitu :  “Bahwa orang jawa jika tidak berhati hati ia akan mati atau celaka jika di pasangi jebakan, di pangku / di nina bobokin, di panggul atau di sanjung secara berlebihan. Dan untuk itu semua orang jawa perlu waspada.
2.        Keteraturan lughowi HANACARAKA tersirat makna yang sangat dalam yang menunjukkan
: “ pada masa munculnya huruf jawa di tanah jawa sudah ada masyarakat yang teratur. Sudah ada interaksi dagang , antara pedagang jawa dengan pedagang india. Bahkan kemungkinan besar pedagang pedagang india itu akhirnya menetap di jawa menikahi orang jawa dan akhirnya terjadilah apa yang di sebut dengan AKULTURASI budaya.
3.        Secara Etimologi makna Hanacaraka , datasawala, pada jayanya, magabthanga, mengandung arti : ada utusan, saling bertengkar, sama sama sakti dan arkhirnya meninggal bersama sama.

KERATA BASA
Dari segi kerata basa secara samar dapat ditarik beberapa aspek HA : hurup, hidup, kehidupan manusia merupakan pinjaman semantara dari yang Maha Kuasa dan Akan kembali kepadaNya. NA : Gana, asal mula embrio manusia dari unsure materi dan unsur hidup ( Al Maddah wa al hayat ). Ketika usia dalam kandungan mencapai + 120 hari barulah Tuhan member Roh , sehingga menjadi manusia sempurna. NA : Nglegena , bugil. Setelah usia bayi dalam kandungan berumur 9 bulan maka lahirlah bayi dalam keadaan nglegena/ tanpa pakaian.
CARAKA : KARSA
Sang bayi lalu di beri kemampuan cipta, rasa dan karsa ( caraka ) dan dilengkapi dengan panca indera sebagai alat yang paling penting untuk melaksanakan caraka ( karsa diatas ). Supaya budi pekerti manusia menjadi baik maka manusia harus mampu menjaga keseimbangan 3 naluri dasar yang di milikinya , yaitu :
a.        Daya ilmu dan nalar
b.        Daya amarah dan menyerang
c.         Daya syahwat / hawa nafsu
Tujuan membuat keseimbangan ketiga naluri dasar manusia diatas ialah agar manusia menjadi bijaksana , siap menjaga diri/ mempertahankan harga diri dan menjadikan manusia memiliki jiwa ksatria serta mampu menjaga kehormatan.
DATASAWALA
Tuhan tak pernah salah ( ndatan suwala ) serba sempurna. Sedangkan manusia serba terbatas dan nisbi. Manusia dapat mendekat dengan Tuhan apabila mampu meredam hawa napsunya, menjauhkan budi jahatnya, mempertinggi sembahNya, memperkokoh budi luhurnya, mempertajam kesucian bathinnya.
PADAJAYANYA
                                Intuisi untuk dekat dengan Tuhan akan tercapai apabila manusia mampu menjaga kebugaran jasmani? (Fitnes), Kejernihan piker (correcnes),dan menjaga kebersihan jiwa (goodness).
MAGABATHANGA
                                Dan apabila manusia tidak mampu menjaga harkat dan martabat sebagai makhluk termulia dan hanya mengikuti godaan serta tarian hawa nafsu jasmaniah, maka ia akan seperti hewan, mayat hidup dan akhirnya tinggalah bangkai yang tak ada manfaatnya ( magabathanga ). Nilai nilai adiluhung yang di miliki Oleh Hanacaraka antara lain bahwa betapa penting kehidupan manusia di dunia ini apabila manusia mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan material dan sepiritual, hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta pembinaan lahir dan bathin. Pembinaan jiwa dan bathin manusia harus di arahkan kepada pembinaan budiluhur yang menekankan sikap toleransi dan kebersamaan dalam pembentukan character dan national building dan mampu bertahan dalam menghadapi dampak globalisasi dunia.  Keberhasilan membangun kekuatan materi tanpa disertai pembinaan budi luhur akan membawa kehancuran bangsa, karena tak mampu menghadapi pengaruh globalisasi, modernisasi dan informasi technologi.


ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 09.05 Kategori:

1 komentar:

back to top
 
Powered by kampungkosong.blogspot.com