Kita maklum betapa banyak informasi yang dapat diraih di Dunia Maya,
namun tidak semua informasi itu bisa diakui dan dijadikan sebagai sumber
Ilmu karena nilai kebenarannya yang campur aduk antara Informasi yang
benar dan palsu.
Lantas kapan suatu informasi harus ditolak atau
dapat diterima sebagai sumber ilmu ? Apa patokan dan ukurannya ? Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini telah dirumuskan oleh ulama ahli hadis
dan ushul fiqh.
Oleh sebab itu dalam proses mencari ilmu ummat Islam
diperintahkan untuk bersikap hati-hati dan kritis dengan melakukan
screening atau check and recheck. Surah al-Hujurat (49):6,"Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasiq membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya supaya kamu
tidak menyesal atas perbuatanmu itu," menyiratkan sikap kritis secara epistemologis.
Sikap
selektif terhadap sumber ilmu yang dikembangkan menjadi metode isnad
ternyata masih sangat relevan dalam tradisi intelektual di zaman modern
ini. Pentingnya metode ini dapat dirujuk kepada pernyataan ulama salaf
Abdullah ibn al-Mubarak (w. 181 H/ 797 M): "Tanpa isnad, niscaya setiap orang akan berkata macam-macam sesuka-hatinya (law lal isnad, laqaala man sya'a ma sya'a)."
Kualitas
sumber ilmu juga telah disinggung oleh para ulama salaf dari kalangan
Sahabat dan Tabi'in. Abu Hurayrah r.a., Ibn Abbas r.a., Zayd ibn Aslam,
Ibn Sirin, al-Hasan al-Basri, ad-Dahhak, Ibrahim an-Nakha'i misalnya
telah berpesan: "Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Karena itu, perhatikanlah dari siapa kalian berguru dalam soal agama !”.
Kalaulah diekspresikan dalam bahasa epistemologi kontemporer, pesan ini
berarti ilmu harus dicari dari sumber-sumber yang otoritatif. Sumber
tersebut harus seseorang yang memiliki ilmu yang berasal dari pandangan
hidup Islam yang terpancarkan dari prinsip-prinsip ajaran agama Islam
itu sendiri.
Dalam kasus sumber ilmu dari dunia maya maka
seyogyanya dikonfirmasikan dengan sumber-sumber yang otoritatif, yakni
seseorang atau mereka yang memiliki ilmu yang berasal dari pandangan
hidup Islam.
posted by Alfiannoor. MJ
31/07/12
Fenomena Menuntut Ilmu Agama Melalui Dunia Maya (cyber), validkah ...?
Lainnya dari Dunia Islam, Informasi

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar