Kampungkosong.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

14/04/12

SAJAK SAJAK SEPATU TUA OLEH RENDRA BAG.1

Kecuali angin tak ada lagi yang bernyawa
di dalam sepi orang menatap diri sendiri
menghadap diri sendiri dan telanjang dalam jiwa.
angin pyongyang mengacau rambutku dan bertanya:
"lelaki kurus dengan rambut kusutmasai engkau gerangan putra siapa?"
lalu kulihatlah wajahku yang tegang,diriku yang guyah,serta hatiku yang gelisah.
aku mencoba ramah dan menegur diriku:
"hallo!-ada apa?"
malam yang larut itu gemetar dan kelabu.
kesepian menghadap padaku bagai kaca.
"ayolah,buyung!
kau toh bukan kakek yang tua!
lalu akupun tersipu
meskipun tahu
itu tak perlu

MANCURIA

Di padang-padang yang luas
kuda-kuda liar berpacu.
Rindu dan tuju selalu berpacu.

Di rumput-rumput yang tinggi angin menggosokkan punggungnya yang gatal.
Di padang yang luas aku di tantang.

Hujan turun di atas padang !
wahai,badai dan hujan di atas padang !

Dan di cakrawala,di dalam hujan
kulihat diriku yang dulu hilang.

HOTEL INTERNASIONAL,PYONGYANG

Di malam yang larut itu
dengan jari jari yang rusuh kubuka pintu balkon
dan lalu bergumullah diriku dengan sepi.
malam musim gugur yang tidak ramah
mengusir orang dari jalanan
dan pohon pohon seperti janda yang tua

Welcome to Indosat MMS, An MMS has been sent to you

  • For users with Browsers having JAVA virtual machine, please click here to play the MMS
  • http://202.93.36.12/smil/ZXYZH6859XEZ49O1334400085.html

  • For users with browsers with no JAVA virtual machine, see attachements
  • ads

    Ditulis Oleh : Unknown Hari: 17.41 Kategori:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    back to top
     
    Powered by kampungkosong.blogspot.com