Kampungkosong.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

10/12/11

Letusan Gunung Sindoro Dikhawatirkan Eksplosif



Jumat, 9 Desember 2011 |
Petugas memasang alat pemantau di lapangan desa Tuksari. Foto: Zaini Arrosyid
TEMANGGUNG (KRjogja.com) - Kendati telah ada penurunan aktifitas dalam beberapa hari terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menurunkan status gunung Sindoro dari waspada ke aktif normal.

"Kami belum berani menurunkan status, perkembangnya terus dipantau, jangan sampai lengah dengan turunnya aktifitas," kata Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Berapi Wilayah Barat PVMBG,
Hendra Gunawan Jumat (9/12).

Dikemukakan rekam kegempaan pada Kamis (8/12) untuk vulkanik dalam tidak ada, satu kali vulkanik dangkal, dua kali hembusan tremir dan tidak ada tektonik lokal. Sebagai pembanding pada Rabu (7/12) gempa vulkanik
dalam satu kali, vulkanik dangkal dua kali, tektonik lokal satu kali, tektonik jauh dua kali, dan hembusan enam kali.

Yang perlu diwaspadai terangnya adalah masih adanya hembusan, artinya aktifitas didapur magma yang berkisar 6 km dari puncak masih bisa meningkat dan terus diantisipasi. Untuk itu pemantauan akan terus dilakukan.

Dikatakan gunung Sindoro termasuk tipe gunung yang meletus eksplosif. Sehingga perlu terus diawasi. Adanya aktifitas setelah 40 tahun tertidur tentu menjadi pekerjaan untuk diteliti, karena bisa jadi akan kembali beratifitas secara periodik.

Dikemukakan pihaknya memasang 6 alat di bawah puncak untuk memantau aktifitas. Jenis alatnya yaki electronic distance measurement (EDM) dan minidoas. EDM merupakan alat semacam reflektor yang berfungsi
sebagai alat pengukur jarak dan minidoas mengukur semburan gas SO2. Alat dipasang di badan gunung dan untuk pemasangan itu petugas naik ke gunung untuk menentukan koordinat.

Dengan pemasangan alat tersebut terangnya pengamatan Sindoro menggunakan tiga metode, yakni deformasi (pembengkakan gunung), metoda seismik (pengamatan gempa), dan metoda geokimia (keluarnya gas).

Petugas pemantau gunung Sindoro, Yuli Rakhmatulloh mengatakan dari peninjauan terakhir di kawah Jolotunda puncak gunung Sindoro, asap sulfatara semakin menebal dan dalam radius 300 meter tercium belerang yang sangat menyengat.

"Asap akan terlihat dengan jelas dari dusun Sibajak, Canggal Candiroto, yang berada di wilayah utara," katanya. (Osy)

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 19.53 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

back to top
 
Powered by kampungkosong.blogspot.com