Liriknya mengingatkan bahwa Alloh selalu mengetahui diri kita luar dalam, sungguh indah memang jika kita benar benar meresapi "Alloh Knows" ini, jika kita sendirian siapa yang menemani kita, jika kita sedang membawa masalah yang begitu besar siapa yang ada di samping kita, karena itu janganlah kita mengingkari keberadaanNya, karena jagat raya ini adalah milikNya maka semua yang ada di dalamnya Ia mengetahui keberadaan dan keaadaanya, hanya Alloh Maha Mengetahui.
from : http://belajar-dengan.blogspot.com/2009/12/alloh-knows.html
Sebagian orang membayangkan bahwa diri mereka sendiri adalah sebuah materi, dan dunia yang mereka lihat di sekelilingnya adalah sesuatu materi yang pasti. Tapi mereka menganggap Allah (sesungguhnya Allah lebih dari itu) sebagai imajinasi yang meliputi suatu materi yang pasti itu. Atau, karena mereka tidak dapat melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri, mereka berkata “Allah pasti berada di suatu tempat yang tidak bisa kita lihat, di luar angkasa atau tidak bisa dilihat dengan mata manusia” (tentu saja Allah lebih dari itu). Tapi semua itu adalah kesalahan fatal.
Karena
Allah ada di mana-mana, tidak hanya di langit. Sebagai satu-satunya
zat yang absolut, Allah meliputi jagad raya, manusia dan tempat, surga
dan di manapun. Dan Allah nyata di jagad raya. Menurut hadis, Nabi
kita, Muhammad SAW mengatakan bahwa seseorang yang mengatakan bahwa
Allah ada di langit mengatakan yang sesungguhnya. Tapi pernyataan itu
tidak menyebabkan konflik dengan fakta bahwa Allah ada di mana-mana.
Karena jika seseorang berada di suatu tempat bersama Anda di Bumi,
mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah dan berpikir bahwa Allah
ada di langit, sementara seseorang yang berada di Kutub Selatan
melakukan hal yang sama, sementara seseorang di Kutub Utara mengangkat
tangannya dan seseorang lainnya di Jepang, atau Amerika atau Ekuador
mengangkat tangan ke langit dengan cara yang sama dan menghadap Allah,
maka tidak mungkin berbicara tentang sebuah arah tertentu. Dengan cara
yang sama, jika jin, malaikat dan setan berada di tempat-tempat berbeda
di luar angkasa dan jagad raya juga berdoa menghadap langit, maka
tidak mungkin membicarakan sebuah arah tertentu dan situasinya adalah
meliputi seluruh jagad raya.
Kita
juga harus ingat bahwa Allah terbebas dariruang dan waktu. Allah
sendiri adalah sesuatu yang berbeda. Tapi perwujudan dari Allah ada di
mana-mana. Jika seseorang memasuki sebuah ruangan dan mengatakan Allah
tidak ada di sana, dia mengingkari Allah. Perwujudan Allah ada di
ruangan itu dan di manapun. Di manapun Anda berada, perwujudan Allah ada
di sana. Beberapa ayat Alqur’an mengatakan bahwa Allah meliputi
seluruh tempat, bahwa Allah lebih dekat dari urat leher kita, dan kita
akan melihat wajah-Nya kemanapun kita menatap. Misalnya, di surat Al
Baqarah ayat 255, Allah mengatakan : “Milik-Nya apa yang ada di langit
dan di bumi.” Surat Hud, ayat 92 : “Ketahuilah (pengetahuan) Tuhanku
meliputi apa yang kamu kerjakan” yang berarti Allah juga meliputi apa
yang manusia lakukan.
Kebenaran
yang ada di Alqur’an jelas sekali : Allah tidak hanya berada di
langit. Allah adalah Dia yang meliputi dan ada di seluruh tempat.
Pengetahuan ini ada di dalam Alqur’an untuk kita ketahui. Menjelaskan
kenyataan rahasia di balik materi memungkinkan manusia mengerti lebih
baik tentang ayat-ayat tersebut. Orang-orang yang menyadari bahwa
materi bukanlah kehidupan absolut akan sadar bahwa Allah ada di manapun
dan kapanpun, bahwa Allah melihat dan mendengar mereka setiap saat,
bahwa Allah menyaksikan semuanya dan lebih dekat dari urat leher
mereka, dan Allah mendengar doa dari orang yang berdoa.
Beberapa ayat Alqur’an berkenaan dengan subyek tersebut.
Dan
milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu menghadap di sanalah
wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. (Surat
Al-Baqarah, 115)
Allah,
tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus menerus
mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat
memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di
hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia
kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar. (Surat
Al-Baqarah, 255)
Dan
(ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, ”Sungguh, (ilmu) Tuhanmu
meliputi seluruh manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah
Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan
(begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Alqur’an. Dan Kami
menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar
kedurhakaan mereka. (Surat Al-Isra’, 60)
Tidak
ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada
(Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah)
benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan
hitungan yang teliti. (Surat Maryam, 93-94)
Dan
(kemenangan-kemenangan) atas negeri-negeri lain yang tidak dapat kamu
perkirakan, tetapi sesungguhnya Allah telah menentukannya. Dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surat Al- Fath, 21)
Padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos). (Surat Al-Buruj, 20)
Dan
sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya. (Surat Qaf, 16)
Jika
kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika
kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar
dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun.
Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan. (Surat
Ali ‘Imran, 120)
Mereka
dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi
dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka
menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Maha
Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan. (Surat An-Nisa’, 108)
Dan
milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan
(pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu. (Surat An-Nisa’, 126)
Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya
dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (ria) serta
menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang
mereka kerjakan. (Surat Al-Anfal, 47)
Dia
(Syu’aib) menjawab, “Wahai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat
menurut pandanganmu daripada Allah, bahkan Dia kamu tempatkan di
belakangmu (diabaikan)? Ketahuilah (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa
yang kamu kerjakan”. (Surat Hud, 92)
Ingatlah,
sesungguhnya mereka dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan
mereka. Ingatlah, sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (Surat
Fussilat, 54)
PENDAPAT TUAN ADNAN OKTAR MENGENAI TAKDIR, KETETAPAN, DAN FAKTA BAHWA ALLAH ADA DI MANA-MANA.
Adnan
Oktar : Subyek yang sangat difokuskan sebagian besar orang adalah
keberadaan Allah, kematian, apa yang akan terjadi setelah hari kiamat,
dan takdir. Dengan kata lain, tak peduli seberapa sering mereka mencoba
untuk tidak mengakuinya, mereka selalu memikirkannya. Karena setiap
malam, ada sebuah film di TV tentang seseorang yang meninggal. Bahkan
jika seseorang melihat seekor serangga mati, hal itu akan
mengingatkannya kepada kematian, dan saat seseorang itu berpikir tentang
dirinya, hal itu mengingatkannya lagi kepada kematian.
Orang
merasa sangat terganggu saat membicarakan takdir. Masih ada perdebatan
sengit, bahkan setelah saya membahasnya cukup lama, mereka masih saja
belum menerimanya. Mereka mengatakan bahwa Allah telah menetapkan
takdir, tentu saja. Ada takdir, tetapi juga ada kebebasan memilih, kata
mereka, dengan kata lain ada sedikit kekuatan kecil pada kita –
na’udzubillah min dzalik – yang tidak dapat Allah kontrol, yang menjadi
hak kita. Dengan kata lain, Allah tidak mengetahui apa yang akan kita
lakukan, atau Allah tahu, tapi hanya samar-samar (na’udzubillah min
dzalik). Dan saat kita melakukan sesuatu Allah menunjukkan kita dua
jalan, tapi tidak tahu jalan mana yang kita pilih. Kita memilih jalan
itu, na’udzubillah min dzalik, dengan keinginan kita sendiri. Dan
menjadi sebuah informasi kejutan, semoga Allah melarangnya, untuk Allah.
Maksudnya menjadi sesuatu yang Allah ketahui untuk pertama kalinya,
dan walaupun Allah menguji kita, dan Allah akan mengerti (na’udzubillah
min dzalik). Hal itu sama sekali tidak ada. Baik takdir dan sebagian
keinginan bebas diciptakan oleh Allah.
Hanya
ada satu momen. Apa arti satu momen di dalam masa? Artinya waktu yang
sangat singkat. Yang kita sebut ”instan” adalah masa yang sangat
singkat. Allah telah mencipta dan menyelesaikan yang tak terhingga
sebelum dan sesudah dalam masa yang sangat singkat itu. Tidak ada yang
harus diselesaikan. Tidak ada yang bisa dilakukan seseorang pun. Jadi
bagaimana kebebasan memilih Anda itu bukan bagian dari takdir? Oleh
karena itu, orang yang egois yang melihat dirinya sendiri –
na’udzubillah min dzalik – sebagai seorang yang hebat, tidak dapat
mengerti hal ini. Fakta bahwa Allah telah menetapkan takdir dan juga
kebebasan memilih akan mengganggu pikiran mereka untuk beberapa alasan.
Hal kedua yang mengganggu mereka adalah fakta bahwa Allah ada di
mana-mana. Mereka menginginkan Allah ada di langit, hanya di satu tempat
tertentu di langit. Bukan di semua tempat di langit, hanya di satu
tempat saja.
Seseorang
baru saja menyatakan bahwa jika Allah ada di kamar kita, dan di tubuh
kita, maka kita adalah Allah, na’udzubillah min dzalik! Kita menyembah
esensi Allah. Menjadi perwujudan Allah adalah satu hal, dan menjadi
esensi Allah adalah hal lainnya, bukan begitu? Kita menyembah esensi
Allah. Tentu saja kita perwujudan Allah dan Allah ada di mana-mana.
Allah juga ada di tubuh kita. Sebagian orang tidak ingin Allah ada di
dalam tubuh mereka. Dan karena itu mereka juga tidak menginginkan-Nya di
dalam kamar mereka. Di mana mereka menginginkan-Nya? Jauh di atas
langit. Mereka menginginkan-Nya berada di sana, begitu jauh,
na’udzubillah min dzalik!
Kenapa
mereka harus mengatakannya seperti itu, kenapa mereka mempercayainya,
saya benar-benar tidak mengerti. Artinya, jika mereka ditanya apakah
Allah ada di sini, mereka akan mengatakan tidak. Di mana Allah? Di
langit, tapi Allah tidak ada di sini, kata mereka. Oleh karena itu,
mereka akan mengatakan Allah tidak ada di Bumi (na’udzubillah min
dzalik) bukan? Mereka akan mengatakan Allah ada di langit dan Dia tidak
ada di sini. Mereka mengatakan bahwa hanya pengetahuan-Nya yang dapat
sampai kepada kita, tapi bukan diri-Nya. Mereka mengatakan : “kami
adalah makhluk yang seutuhnya, Allah hanyalah bayangan.”
Saya
terbiasa mendengar kalimat itu saat saya masih kecil. Buktikan bahwa
Allah ada, kata mereka. Lalu mereka akan mengatakan, “Bisakah kau
tunjukkan gambar di televisi atau suara di radio, atau pikiranmu
sendiri? Bisakah kau tunjukkan isi dari pikiranmu?” Mereka katakan itu
karena kau tidak bisa memperlihatkan isi pikiranmu, kau juga tidak bisa
memperlihatkan Allah, dan itu penjelasan mereka. Benar bahwa Allah
tidak bisa dilihat atau disentuh, dan bukan sebuah obyek. Allah
bukanlah makhluk dengan ruang dan waktu. Allah berada di luar ruang dan
waktu. Tapi tujuan yang sebenarnya dari orang-orang ini sangat berbeda.
Misalnya mereka mengatakan ada seorang anak perempuan dan Rasulullah
datang. Rasulullah bertanya, ”di mana Allah?” Anak perempuan itu
menjawab, ”Allah ada di langit.” “Kau benar,” kata Rasulullah. Mereka
menjadikannya bukti dan percaya bahwa Allah ada di langit. Baiklah,
Allah ada di langit. Saat anak perempuan ini menunjuk ke atas, dia
menunjuk ke langit dan dia berada di Arab. Seseorang yang berada di
Kutub Utara atau di Kutub Selatan juga mengangkat tangannya ke langit
dan berdoa kepada Allah. Seseorang di ekuator mengangkat tangannya.
Seluruh orang di bumi, mengangkat tangan mereka ke atas. Mahkluk lainnya
di Merkurius atau Uranus dan sistem planet lainnya juga berdoa ke arah
atas. Dengan begitu, berarti meliputi ruang angkasa yang kosong,
bukan?
Misalnya,
seseorang berada di Merkurius, Bumi juga ada di langit, dan saat
seseorang itu mengangkat tangannya, dia mengangkat tangannya ke arah
Bumi. Dan saat seseorang di Bumi mengangkat tangannya ke langit, dia
akan mengangkat tangannya ke arah planet lain. Untuk itu, wilayahnya
meliputi 360 derajat. Mereka telah gagal melihatnya. Seperti yang pernah
dikatakan bahwa, mereka tiba-tiba berhenti berkomentar dan kepercayaan
yang aneh itu tidak pernah diperdebatkan lagi. Tapi orang-orang
seperti itu akan selalu ada dari waktu ke waktu dan tetap mengatakan
hal itu. Akan ada orang-orang yang mengatakan adanya kebebasan memilih.
Baiklah, kebebasan memilih akan ada, tapi di dalam takdir. Kebebasan
itu ada di dalam takdir yang telah diciptakan Allah. Kebebasan itu
diciptakan di dalam takdir. Kau memilih, kau membuat pilihanmu sendiri,
tapi kebebasan itu ada di dalam takdirmu sendiri. Untuk itu,
na’udzubillah min dzalik, kau tidak memiliki cara untuk mengejutkan
Allah. Dengan kata lain, kau tidak bisa melakukan apa pun tanpa
sepengetahuan Allah.
Lakukanlah yang sudah ada sebelumnya, yang telah terjadi sebelumnya, itu saja.
0 komentar:
Posting Komentar