Allah swt berfirman, “Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (al-Mu’min (40): 60)
Ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa
Allah menjamin setiap doa hambanya yang dipanjatkan dengan tulus dan
serius. Ungkapan “niscaya akan Kukabulkan bagimu” seakan Allah ingin
mengetuk pintu hati para hambanya agar tidak sedikitpun ragu atas
jaminan pengkabulan doa itu. Seakan Allah ingin mengatakan kepada kita
mengapa kamu tidak berdoa?
Jaminan ini sangat penting untuk dipahami
sebagai bekal untuk merubah diri ke arah yang positif. Karena bisa jadi
ada di antara kita yang masih ragu manakala pernah jatuh kepada
kubangan kemaksiatan bertahun-tahun. Melakukan kemaksiatan sosial,
kemaksiatan budaya, kemaksiatan ekonomi, kemaksiatan birokrasi,
kemaksiatan politik dan kemaksiatan terhadap alam ciptaan Allah yang
berdampak rusaknya sebagian setruktur alam dan berakibat munculnya
musibah-musibah di negeri ini. Saatnya untuk memantapkan diri bahwa
dengan doa dan ikhtiar maksimal semuanya akan dapat berubah.
Syarat-Syarat Terkabulkannya Do’a :
Allah swt menjaminan dikabulkannya doa para hambanya. Namun jaminan itu bukanlah jaminan gratis, tapi membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
Allah swt menjaminan dikabulkannya doa para hambanya. Namun jaminan itu bukanlah jaminan gratis, tapi membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
Yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan
Rasullullah saw bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka janganlah ia mengatakan, Ya Allah, berilah ampunan kepadaku jika engkau menghendakinya, Namun hendaknya meneguhkan hati (akan apa yang dimintanya)” (H.R Bukhori Muslim)
Rasullullah saw bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka janganlah ia mengatakan, Ya Allah, berilah ampunan kepadaku jika engkau menghendakinya, Namun hendaknya meneguhkan hati (akan apa yang dimintanya)” (H.R Bukhori Muslim)
Yakin bahwa doa akan dikabulkan merupakan
syarat untuk terkabulkannya doa. Oleh karena itu, janganlah ada di
antara kita yang memohon kepada Allah swt sementara masih ada keraguan
atas dikabulkannya doa-doa yang dipanjatkan.
Khusyu’ ketika berada di hadapan Allah swt
Banyak orang yang berdoa namun ia tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya berkata-kata Ya Allah atau kata Amin, namun hatinya tidak hadir dalam kata yang ia ungkapkan.
Banyak orang yang berdoa namun ia tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya berkata-kata Ya Allah atau kata Amin, namun hatinya tidak hadir dalam kata yang ia ungkapkan.
Khusyu’ dalam berdoa adalah sinergi
antara kata, hati dan raga sekaligus. Semua hadir dalam permohonan yang
tulus kepada Rabbnya. Tentang urgensi khusyu’ dalam berdoa ini,
Rasullullah saw bersabda: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak
akan mengabulkan doa (yang keluar) dari hati orang yang lalai dan main-main” (H.R Tirmidzi)
Seorang muslim tidak selayaknya
bermainmain dalam doanya namun ia harus mampu menyampakkannya kemudian
mengisinya dengan kekhusyukan.
Salah seorang Tabi’in pernah berkata,
“Sesungguhnya aku mengetahui kapan doaku akan dikabulkan. Orang-orang
yang berada di sekitarnya bertanya. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Tabiin itu menjawab, yaitu ketika hatiku khusyu’, anggota-anggota
badanku juga khusyu’ dan mataku pun mengeluarkan air mata. Maka pada
saat itu aku akan berkata, Doa ini akan dikabulkan”.
Tidak terburu-buru
Imam Bukhori dan muslim meriwayatkan persyaratan yang ketiga ini, di mana Rasullullah saw bersabda: “Akan dikabulkan bagi (doa) salah seorang di antara kalian selama ia tidak terburu-buru”.
Imam Bukhori dan muslim meriwayatkan persyaratan yang ketiga ini, di mana Rasullullah saw bersabda: “Akan dikabulkan bagi (doa) salah seorang di antara kalian selama ia tidak terburu-buru”.
Maksud dari terburu-buru
adalah sikap pesimisme terhadap apa yang ia minta. Tidak
mengulang-ulang doanya. Sikap negatif thinking kepada Allah swt atas
tertolaknya doa. Obat dari penyakit ini adalah kesabaran.
Memakan rezeki yang halal
Syarat terakhir dari terkabulkannya sebuah doa adalah memakan rezeki yang halal. Sehingga tidak selayaknya seorang muslim mengumpulkan harta dengan cara yang diharamkan Allah swt.
Syarat terakhir dari terkabulkannya sebuah doa adalah memakan rezeki yang halal. Sehingga tidak selayaknya seorang muslim mengumpulkan harta dengan cara yang diharamkan Allah swt.
Firman Allah swt: “Wahai para Rasul, makanlah dari makanan
yang baik-baik, dan kerjakanlah amalan saleh. Sesungguhnya, Aku Maha
Mengetahui atas apa yang kamu kerjakan.” (al-Mu’minun (23) : 51)
Rasullullah saw menyebutkan, seorang
lelaki yang kotor dan berdebu, (yang berada dalam) sebuah perjalanan
yang jauh, mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, “Ya
Tuhanku…, Ya Tuhanku…. Namun, perutnya (dipenuhi oleh minuman) yang
haram, tempat minumnya (dipenuhi oleh makanan) yang haram, pakaiannya
adalah (pakaian) yang haram, dan ia mengkonsumsi haram. Maka bagaimana
mungkin doanya akan dikabulkan”. (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad)
Bentuk-Bentuk Pengabulan Do’a
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasullullah saw bersabda: “Tidak ada seorang lelaki pun yang berdoa (kepada Allah swt) dengan sebuah doa kecuali (doa itu) akan dikabulkan untuknya. Boleh jadi (pengabulan) itu akan disegerakan untuknya di dunia, boleh jadi akan disimpan untuknya (sehingga akan diberikan) di akhirat, dan boleh jadi dosa-dosanya akan dihapuskan sesuai dengan kadar doanya”.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasullullah saw bersabda: “Tidak ada seorang lelaki pun yang berdoa (kepada Allah swt) dengan sebuah doa kecuali (doa itu) akan dikabulkan untuknya. Boleh jadi (pengabulan) itu akan disegerakan untuknya di dunia, boleh jadi akan disimpan untuknya (sehingga akan diberikan) di akhirat, dan boleh jadi dosa-dosanya akan dihapuskan sesuai dengan kadar doanya”.
Dari hadits
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk pengabulan doa ada tiga
bentuk, yaitu pengabulan doa di dunia atas apa yang diminta, pengabulan
doa sampai di akhirat dan dengan memalingkan keburukan yang
akan menimpa hambanya.
akan menimpa hambanya.
Sikap seorang mu’min terhadap hal ini
bisa jadi sangat variatif. Ada yang memilih pengabulan bentuk yang
pertama, namun ada sebagian yang memilih bentuk kedua dan mungkin
sebagian yang lainnya menghendaki yang ketiga. Namun sikap seorang
mu’min yang arif dan bijak adalah memandang sama atas bentuk-bentuk
pengabulan doa tersebut. Sebab pada hakekatnya seorang mu’min manakala
ia telah berusaha dan berdoa untuk selanjutnya ia pasrahkan keputusan
yang terbaik kepada Allah swt.
Orang-orang yang Tidak Akan Ditolak Do’anya
Rasullullah saw bersabda: “Ada tiga doa yang pasti akan dikabulkan, tanpa ada keraguan tentangnya: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya” (H.R Abu Daud dan Ahmad)
Rasullullah saw bersabda: “Ada tiga doa yang pasti akan dikabulkan, tanpa ada keraguan tentangnya: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya” (H.R Abu Daud dan Ahmad)
Di hadits yang lain Rasullullah saw
bersabda: “bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, benar-benar
doa(nya) yang tidak akan ditolak” (H.R Ibnu Majah)
Subhanallah… alangkah Maha Pengasihnya
Allah, ketika Dia membagi-bagikan doa yang makbul untuk hamba-hambanya.
Maka manakala kita sebagai orang tua sepatutnya untuk memanfaatkan
pengkabulan doa itu untuk anak-anak kita. Saat sedang dalam perjalan
jauh selayaknya tidak melupakan doa-doa untuk saudara-saudaranya.
Apalagi disaat saudarasaudar kita banyak yang tertimpa musibah. Begitu
juga saat kita dalam keadaan puasa sepatutnya kita mendoakan
saudara-saudara kita yang terdholimi dimanapun mereka berada terutama di
bumi Palestin.
Santunlah dalam Berdo’a
Akhlak dalam Islam memiliki jangkauan wilayah yang sangat luas. Bahkan ia hadir dalam seluruh aspek kehidupan seorang muslim, dan termasuk di dalamnya adalah saat di mana seorang muslim berhadapan dengan RabbNya.
Berikut ini beberapa akhlak dalam berdoa:
Akhlak dalam Islam memiliki jangkauan wilayah yang sangat luas. Bahkan ia hadir dalam seluruh aspek kehidupan seorang muslim, dan termasuk di dalamnya adalah saat di mana seorang muslim berhadapan dengan RabbNya.
Berikut ini beberapa akhlak dalam berdoa:
1. Mengangkat kedua tangan saat berdoa.
Mengangkat kedua tangan saat berdoa merupakan sebuah rasa penghambaan diri yang menjadi ciri orang yang beriman. Rasullullah sering mengangkat kedua tangannya sampai terlihat ketiaknya yang putih.
2. Menghadap Kiblat
3. Dalam Keadaan Suci
4. Memulai doa dengan memanjatkan puji kepada Allah swt
5. Bershalawat kepada Rasullullah saw
6. Bertaubat dan memalai doa dengan memanjatkan istighfar
7. Bertawassul kepada Allah dengan asmaasmanya yang baik
8. Tidak melampaui batas saat berdoa
Mengangkat kedua tangan saat berdoa merupakan sebuah rasa penghambaan diri yang menjadi ciri orang yang beriman. Rasullullah sering mengangkat kedua tangannya sampai terlihat ketiaknya yang putih.
2. Menghadap Kiblat
3. Dalam Keadaan Suci
4. Memulai doa dengan memanjatkan puji kepada Allah swt
5. Bershalawat kepada Rasullullah saw
6. Bertaubat dan memalai doa dengan memanjatkan istighfar
7. Bertawassul kepada Allah dengan asmaasmanya yang baik
8. Tidak melampaui batas saat berdoa
Maksudnya adalah meminta sesuatu yang mustahil untuk
terjadi, seperti mengatakan, Ya Allah kekalkan aku sampai hari kiamat.
Atau mengatakan, ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian dari sepuluh sahabat yang diberi kabar dengan mendapat surga.
Rasulullah saw memberitahukan bahwa kelak
akan ada komunitas masyarakat muslim yang berdoa dengan permintaan yang
mustahil. Beliau bersabda: “Akan ada di akhir zaman suatu kaum yang
melampaui batas dalam
berdoa dan bersuci”. (H.R al-Hakim dan Ibnu Hibban menshahihkannya
berdoa dan bersuci”. (H.R al-Hakim dan Ibnu Hibban menshahihkannya
0 komentar:
Posting Komentar