Kampungkosong.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

29/07/12

Seni Percakapan / Cara Percakapan

 

Kesalahan dalam Percakapan
1. Tidak Mendengarkan

Sebagian besar orang bukanlah tipekal pendengar yang baik. Ini tentu saja berhubungan dengan ego mereka yang tinggi, yang justru ingin lebih didengarkan dibanding mendengarkan. Dalam setiap perbincangan mereka sepertinya tidak tahan menunggu giliran untuk berbicara.

Belajarlah menekan ego anda untuk mendengarkan secara sungguh-sungguh apa yang orang lain katakan.

Ketika anda mengambil sikap untuk mulai mendengarkan, anda sedang membuka jalan untuk terciptanya suatu hubungan (apapun) yang sangat potensial. Namun tetap hindari jawaban singkat “ya” atau “tidak”, karena jika anda seperti itu lawan bicara anda akan memberikan informasi setengah-setengah kepada anda. Antusiaslah terhadap topik yang sedang mereka bicarakan, sebagai contoh, jika lawan bicara anda sedang bercerita tentang pengalamannya mendaki gunung pada akhir minggu lalu, anda dapat bertanya kepadanya :

- gunung apa yang anda daki?
- apa yang ada sukai dari mendaki gunung?
- apa saja yang anda lakukan di atas gunung?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat topik pembicaraan menjadi lebih mendalam, lebih menarik, serta memancing lebih banyak lagi topik untuk didiskusikan. Dan yang tak kalah pentingnya lawan bicara anda mengetahui bahwa anda sungguh-sungguh sedang mendengarkannya. Hal ini tentu saja akan membuat tingkat respek lawan bicara anda bertambah pada anda.

2. Terlalu Banyak Bertanya

Beberapa pertanyaan dapat berarti anda antusias dengan lawan bicara anda, namun terlalu banyak bertanya pun akhirnya menjadi tidak baik karena sepertinya anda sedang menginterogerasi lawan bicara anda, dan dapat membuat mereka menjadi tidak nyaman.

Cobalah gabungkan antara pernyataan dan pertanyaan, misalkan :

- saya pun minggu lalu berakhir pekan dengan memancing bersama teman-teman kerja saya. Apakah anda suka memancing?

3. Kehabisan Topik Untuk Dibicarakan

Dalam percakapan mungkin anda sering merasa kehabisan topik untuk dibicarakan dengan lawan bicara anda, terutama jika anda berbicara dengan seseorang yang baru saja anda kenal. Untuk mencegah hal ini terjadi, ada beberapa saran mengenai topik yang bisa anda bicarakan :

- Seorang bijak pernah berkata “Jangan tinggalkan rumah tanpa membaca surat kabar terlebih dahulu. Jika anda kehabisan topik untuk dibicarakan, anda bisa memulai berbicara tentang berita yang sedang hangat saat ini.”
- Bicarakan tentang sesuatu yang berada disekeliling anda. Mungkin tentang aquarium yang berada dibelakang anda, anak-anak yang sedang bermain di samping anda, atau apapun saja yang memungkinkan untuk dibicarakan di sekeliling anda.

4. Penyampaian yang Buruk

Salah satu hal yang paling penting dalam berkomunikasi bukanlah apa yang anda katakan, melainkan bagaimana anda menyampaikannya. Perubahan dalam kebiasaan ini akan membuat perbedaan besar, karena suara dan bahasa tubuh adalah bagian yang sangat vital dalam berkomunikasi. Beberapa hal dibawah ini untuk anda pertimbangkan :

- Sampaikan dengan perlahan. Ketika anda berbicara tentang suatu hal yang sangat menyenangkan, mudah sekali bagi anda untuk memulai pembicaraan tersebut dan bahkan anda dapat berbicara dengan sangat cepat. Usahakan anda memperlambat kecepatan bicara anda, karena akan lebih mudah bagi lawan bicara anda untuk mendengarkan dan menangkap maksud yang ingin anda sampaikan.
- Bicaralah dengan suara lantang. Tidak perlu ragu, karena lawan bicara anda memang ingin mendengarkan anda.
- Bicaralah dengan jelas. Jangan seperti bergumam.
- Bicaralah dengan suara yang tidak monoton. Libatkan emosi dalam suara anda.
- Gunakan jeda. Penyampaian dengan perlahan ditambah dengan jeda akan membuat lawan bicara anda lebih perhatian dalam mendengarkan dan suasana pun menjadi lebih rileks.
- Gunakan bahasa tubuh yang baik. Dalam artikel mendatang, saya akan membahas bagaimana menggunakan bahasa tubuh yang baik.

5. Menginterupsi

Apakah yang anda rasakan jika pembicaraan anda dipotong oleh lawan bicara anda? … Ya, lawan bicara anda pun akan merasakan hal yang sama jika anda memotong pembicaraannya. Biarkan lawan bicara anda menghabiskan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan. Itu adalah salah satu bentuk penghargaan anda pada lawan bicara anda. Carilah keseimbangan antara mendengarkan dan berbicara.

6. Keinginan “Selalu Benar”

Orang tidak akan terkesan kepada anda jika anda selalu ingin merasa benar dalam setiap pembicaraan. Seringkali pembicaraan bukan betul-betul sebuah diskusi. Kadang-kadang kita ingin menjaga mood tetap baik dengan berbicara dengan seseorang. Sebagai contoh : salah satu teman anda ingin bercerita kepada anda mengenai serunya pengalaman berarung jeram sampai-sampai perahu karetnya terbalik. Namun anda malah berbicara bagaimana berarung jeram yang baik. Saya yakin mood teman anda akan langsung berubah.
Duduklah santai, berbicara dan tidak berdebat.

7. Berbicara Tentang Hal-Hal Aneh atau Negatif

Pernahkan anda berkenalan dengan seseorang dan setelah itu ia berbicara tentang hal-hal aneh atau negatif, seperti kesehatannya yang memburuk, cerita pembunuhan, atasannya yang menyebalkan, atau menggunakan bahasa aneh yang hanya ia dan temannya yang mengetahui artinya.
Saya rasa tidak ada manfaatnya berbicara hal-hal aneh atau negatif seperti itu. Orang-orang akan senang berbicara kepada anda jika anda selalu memberikan energi positif dalam setiap kata-kata yang anda keluarkan.

8. Membosankan

Jangan bercerita panjang-panjang tentang mobil anda yang baru saja anda beli atau rumah anda yang baru saja selesai dibangun. Rata-rata orang tidak terlalu tertarik dengan cerita semacam itu, yang terlalu mengekspose kemampuan diri. Carilah topik yang mengarah pada hal-hal yang bergairah atau hal-hal yang lucu misalkan. Bisa juga anda menceritakan tentang pengalaman anda berakhir pekan di puncak kemarin atau rencana anda pada liburan Lebaran mendatang. Intinya adalah sesuatu yang positif. Bukan juga mengeluh tentang atasan atau pekerjaan anda.

Dale Carnegie pernah berkata :
”Dalam 2 bulan anda akan mempunyai lebih banyak teman dengan cara antusias terhadap cerita-cerita mereka dibandingkan 2 tahun anda mencari teman dengan cara berusaha memancing mereka tertarik pada cerita-cerita anda.”

Cobalah memberi peran lebih dalam berbicara untuk lawan bicara anda. Kelak anda akan membangun sebuah hubungan yang berkualitas.
Mungkin anda sudah sering mendengar istilah “mengapa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut? … agar kita lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara. :)

9. Tidak Merespon Dengan Baik

Jika seseorang bercerita tentang pengalamannya, jangan sekedar mengangguk atau menjawab dengan kalimat singkat. Terbukalah dan katakan apa yang anda pikirkan. Ekspresikan perasaan anda.

Sebagai penutup, anda tidak harus memperbaiki ke-9 langkah diatas secara sekaligus. Pilihlah kira-kira 3 hal terpenting yang menurut anda perlu diperbaiki dan selama 3-4 minggu anda berusaha melakukan hal tersebut secara terus menerus sampai akhirnya menjadi suatu kebiasaan.

Mudah-mudahan tips ini bermanfaat bagi anda sehingga kelak anda dapat menjadi teman bicara yang baik bagi teman-teman atau pasangan anda.
sumber : http://www.akuinginsukses.com/apakah-anda-melakukan-9-kesalahan-ini-dalam-percakapan/

Hal yang Tidak Baik

1. Penentang Argumentatif

Suatu hari dalam sebuah percakapan, ”Wah, kelihatannya hari ini cerah ya?”. Kemudian di respon oleh rekannya, ”Ah tidak, menurut saya hari ini agak mendung”. ”Oh agak mendung ya, mungkin sebentar lagi akan turun hujan”. Kemudian di respon lagi, ”Menurut saya tidak akan hujan, hari ini saya membaca prakiraan cuaca dari BMG”. ”Oh, begitu ya, pasti Anda sering mencermati prakiraan cuaca dari BMG ya?”. Lalu di respon, ”Ah tidak juga, sesekali saja saya mendengarnya”. Bagaimana dengan percakapan tersebut? Respon argumentatif memang baik, melatih kemampuan berpikir kita, namun jika respon argumentatif itu diberikan dalam bentuk penentangan yang bertubi-tubi seperti contoh diatas, akan membuat percakapan kita menjadi tidak menyenangkan.

2. Selalu Membuat Perbandingan

Dalam sebuah percakapan, seseorang berkata pada temannya, ”Hari ini saya berhasil melewati ujian dengan baik”. Kemudian dijawab oleh temannya, ”Iya itu belum seberapa, saya pernah melewati ujian yang lebih berat dari yang kamu lewati sekarang, dulu saya benar-benar melewatinya dengan baik, walaupun saya merasakan penderitaan saat itu. Yang kamu rasakan saat ini belumlah sebanding dengan apa yang saya rasakan dulu, sangat sulit sekali”.

Apa yang dirasakannya sekarang adalah rasa malas untuk melanjutkan percakapan berikutnya. Seseorang yang sedang ingin bercerita tidak ingin mendengarkan cerita orang lain, tapi ia ingin ceritanya didengarkan oleh orang lain. Akan lebih baik jika kita mengeksplorasi cerita orang itu daripada malah membuat sebuah cerita baru dan membanding-bandingkannya.

3. Merasa Superior

”Saya dengar di kota ini akan berdiri sebuah supermarket baru ya?”. Kemudian temannya menjawab, ”Ah, aku sudah mengetahuinya sejak setengah tahun yang lalu”. ”Oh begitu ya, saya pikir saya termasuk yang paling dahulu mengetahuinya”. Lalu temannya menyahut, ”Ah, kalau informasi seperti itu, aku tidak pernah melewatinya, bahkan pendirian rumah sakit baru di kota ini tahun depan aku juga sudah mengetahuinya kemarin”.

Bagaimana jika, tadi temannya menyahut, ”Wah, itu informasi yang menarik, bagaimana cerita selengkapnya?”. Mungkin orang yang mendengar akan lebih merasa tertarik untuk melanjutkan percakapan dengannya.

4. Mengumbar Beban Masalah Pribadi

Saat kita membicarakan permasalahan pribadi kepada orang lain, secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologis orang yang kita ajak bicara. Kecuali jika ia seorang terapis yang bermaksud menolong kita keluar dari masalah. Namun, jika ia bukan seorang terapis, apakah secara psikologis ia selalu siap dengan setumpuk beban masalah pribadi kita. Lebih parah lagi jika itu dilakukan secara berulang-ulang dalam pokok bahasan yang sama. Kebosanan dan rasa jenuh akan menghinggapinya saat mendengarkan beban masalah pribadi yang belum tentu ia saat itu siap untuk mendengarkannya.

5. Menilai Negatif

Suatu hari dalam suatu kantor, seorang karyawan berujar, ”Kelihatannya John sedang dalam kondisi yang sulit saat ini”. Kemudian karyawan lain yang diajak bicara menyahut, ”Ia memang tidak mampu mengendalikan emosinya, hal ini membuat seluruh pekerjaannya jadi buruk, semua tugas-tugasnya tidak dijalankan dengan baik, saya lelah menghadapinya”. Bagaimana jika Anda mendapat respon seperti ini dalam pembicaraan Anda ? Coba kita bandingkan dengan respon berikut ini; ”Saya banyak belajar dari ia, dari permasalahan- permasalahan yang dihadapinya, kelihatannya saat ini ia memang sedang dalam kondisi sulit, mungkin juga ia membutuhkan bantuan kita saat ini”. Bandingkan bedanya saat Anda mendengarkan kedua respon itu, dan pastikan mana yang terbaik menurut Anda. Opini-opini negatif yang berbentuk judgement tidak akan menarik untuk kita dengar dan opini negatif itu dapat menggambarkan seperti apa karakter orang yang menyampaikannya.

6. Suka Menginterupsi

Bagaimana perasaan Anda jika saat berbicara sering diinterupsi oleh orang lain ? Jika ada seseorang menginterupsi kita saat berbicara, kemungkinan yang muncul adalah kita merasa pembicaraan kita tidak dianggap penting, atau merasa diremehkan, atau merasa ia tidak tertarik dengan pembicaraan kita. Begitupun saat kita sering menginterupsi orang yang kita ajak bicara, secara signifikan kita akan menjadi komunikator yang tidak menarik. Ada baiknya jika kita mencoba cara ini, biarkanlah ia mengambil nafas sejenak setelah ia menyelesaikan pembicaraannya sebelum kita mengutarakan kalimat untuk menanggapinya.

7. Penuh Keluhan

Keluhan biasanya merupakan kumpulan kalimat negatif yang sangat mungkin akan mempengaruhi perasaan orang-orang yang mendengarnya. Mendengarkan keluhan membuat orang menjadi terbebani, terlebih lagi jika keluhan yang sama terus diulang dan dibicarakan. Selain itu membicarakan keluhan juga akan menggambarkan betapa lemahnya seseorang dalam menghadapi permasalahannya, sehingga alangkah lebih baik jika yang kita sampaikan dalam pembicaraan kita adalah kalimat-kalimat yang baik dan membuat diri kita termotivasi dan lebih bagus lagi dapat membuat orang lain yang berbicara dengan kita juga ikut termotivasi.

8. Penyebar Gosip

Mungkin Anda pernah mendengar rekan Anda yang membicarakan keburukan orang lain pada Anda. Apa yang ada didalam pikiran Anda saat itu ? Kebanyakan dari kita akan berpikir, apakah ia akan berbicara seperti ini pada orang lain juga, atau jangan-jangan keburukan yang dibicarakannya dengan orang lain itu adalah tentang kita. Kebanyakan dari kita akan memandang buruk terhadap orang ini. Penilaian yang mungkin muncul terhadap orang-orang yang senang membicarakan keburukan orang lain adalah orang itu tidak percaya diri, culas, dan berpikiran sempit. Jadi mungkin adalah hal yang baik jika Anda mempertimbangkam kembali jika ingin mengambil tema-tema gosip dalam pembicaraan Anda.

sumber: http://www.nsknugroho.com/Yang-Harus-Di-Hindari-dalam-Percakapan.html



Pillow Talk untuk pasangan
Apapun itu, jangan pernah berbicara hal-hal yang negatif. Berbagi hal-hal yang positif akan menciptakan momen yang spesial dengannya. Jika Anda tidak bisa berkata-kata manis, lebih baik diam saja.

Pillow talk adalah kegiatan menjelang tidur yang seharusnya menenangkan dan bukan waktunya berargumen atau menyalahkan pasangan, disinilah ego Anda akan dituntut untuk dikurangi.

Hindari juga percakapan yang atau diskusi mengenai pekerjaan, keluarga atau teman. Pillow talk adalah waktu untuk Anda berdua, jadi gunakanlah kesempatan ini dengan baik.

Yang Ingin Didengar Wanita

Performa Ketika Bercinta
Topik ini sangat masuk akal dan mudah dibicarakan. Pastinya ada sesuatu hal yang Anda sukai darinya. Berikanlah pujian untuknya, karena semua orang pasti merasa senang ketika dipuji. Mulailah dengan 'Saya merasa bahagia ketika kamu....'

Rencana Esok Hari
Jangan lupa siapkan rencana yang romantis. Makanan yang ingin Anda cicipi, kegiatan yang ingin Anda lakukan atau acara seks seperti apa yang ingin dicoba. Topik seperti itu sangat baik karena Anda berdua seperti memiliki suatu harapan di hari berikutnya.

Mimpi Tentang Masa Depan
Membicarakan rencana liburan, weekend atau apapun yang Anda lakukan bersama pasangan akan menjadi acara bermimpi yang sangat menyenangkan, tentunya jika dilakukan dengan cara yang romantis.

Setidaknya Anda akan merasa memiliki sebuah tujuan indah yang ditunggu-tunggu. Bermimpi tentang masa depan bisa termasuk mengimpikan makanan, petualangan bersama, kegiatan seks, jumlah anak yang ingin dimiliki, rumah idaman hingga kegiatan di hari tua. Membicarakan masa depan membuat Anda terhubung kuat dengannya. Hindari topik-topik yang mengundang kontroversi.

Namun hati-hati, Anda bisa saja bercakap-cakap dengannya, tapi pikiran Anda melayang kemana-mana, entah itu pertandingan bola atau sandwich yang ingin Anda makan. Hadirkan diri Anda secara emosional, bukan sekedar fisik semata, karena hal ini bisa memicu konflik.

Seks selalu menjadi agenda utama, tapi Pillow Talk bukanlah soal seks, ini adalah soal cinta. Jika Anda ingin tetap melangsungkan acara seks yang menggairahkan, sebaiknya jangan lupakan masalah cinta dan waktu yang berkualitas baginya.

Pillow Talk tidak harus berlangsung lama, bahkan cukup beberapa menit menjelang tidur dapat memberikan memori yang indah, menyenangkan dan mengantarnya tidur dengan senyum mengembang di wajahnya.

Komunikasi yang terbuka dan perbincangan soal cinta atau keintiman di ranjang adalah harta karun yang sangat berharga dan dapat mempertahankan hubungan lebih lama, bahagia dan pastinya membuat frekuensi bercinta lebih baik lagi.
sumber : http://www.blogcewek.info/2009/07/cobalah-pillow-talk-atau-percakapan-di.html



Bisnis
Hal utama yang harus diperhatikan dalam tata krama jamuan bisnis, yaitu tata cara percakapan selama jamuan bisnis. Secara umum tata cara percakapan selama jamuan bisnis adalah sebagai berikut.

a. Lakukan basa basi sejenak sebelum acara makan dimulai. Cari tahu hobi, minat atau kegemaran kolega, sehingga Anda mudah membuka percakapan.

b. Janganlah membicarakan masalah yang sensitive, seperti masalah pribadi atau masalah politik yang dapat menimbulkan salah paham.

c. Apabila mengundang lebih dari satu rekan bisnis, pembicaraan jangan hanya terfokus pada satu orang. Libatkan rekan bisnis yang lain agar tidak ada yang merasa diabaikan.

d. Basa-basi jangan terlalu meluas, mulailah masuk pada permasalahan bisnis yang dibicarakan.

e. Berbicaralah secara teratur dan sopan setelah makan ditelan dan bibir sudah diusap bersih oleh serbet.

f. Pada waktu berbicara, sebaiknya mulut dibuka secukupnya, gigi hendaknya tidak tampak terkancing, karena hal ini akan membuat suara kurang terdengar.

g. Waktu berbicara hendaknya Anda mengambil jarak sesuai dengan orang yang Anda ajak bicara, dalam arti tidak terlalu dekat atau tidak terlalu jauh.

h. Aturlah irama atau kecepatan makan Anda secara baik, jangan terlalu cepat atau terlalu lamban. Sebab hal yang utama dalam jamuan bisnis bukan mengahbiskan hidanagan, melainkan mengutarakan maksud Anda mengundang atau diundang rekan bisnis.
sumber : http://ammarawirausaha.blogspot

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 14.57 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

back to top
 
Powered by kampungkosong.blogspot.com