Pada suatu hari, seorang anak menangis tersedu-sedu saat pulang dari sekolahnya. Melihat itu, dengan penuh kasih sayang, ibunya mendatangi si bocah. Saat ditanya, apa yang terjadi, si bocah hanya diam saja, sembari tetap mengucurkan air mata. Ia kemudian hanya menyerahkan selembar surat yang menurut gurunya harus diberikan segera pada ibunya.
Sembari
masih bertanya-tanya apa yang terjadi, si ibu segera membuka surat itu.
Ternyata, surat itu menjawab pertanyaannya. Inilah isi surat itu:
“Karena anak Anda terlampau bodoh dan tak mampu memahami pelajaran serta
menghambat kemajuan proses pembelajaran di sekolah, demi rasa tanggung
jawab kami kepada murid-murid lain, maka kami sangat mengharapkan agar
anak Anda secara terhormat menarik diri sendiri dari sekolah.” Rupanya,
sebelum diberikan surat itu, si anak sudah diberi tahu oleh gurunya,
agar esok hari tidak perlu masuk sekolah lagi. Hal itulah yang
membuatnya menangis.
Mendapati
kondisi itu, sang ibu tak tinggal diam. Ia berusaha agar si anak bisa
sekolah lagi. Namun, karena tetap tak diterima oleh sekolah itu, sang
ibu yang juga seorang guru kemudian bertekad: “Kalau sekolah tak mau
menerimamu lagi, jangan khawatir, Nak. Aku pun bisa menjadi guru yang
baik untukmu…”
Sejak saat itu, si bocah diajari berbagai
hal oleh ibunya. Hal itu membuat si bocah berkembang menjadi anak yang
punya keingintahuan sangat besar. Ia sering mengadakan berbagai
eksperimen hingga akhirnya orangtuanya pun membuatkan laboratorium kecil
di rumahnya.
Tumbuh
dengan kasih sayang dari orangtuanya, si bocah menjadi makin senang
meneliti, apa saja. Dan, karena orangtuanya tak punya cukup uang untuk
membiayai kesenangan putranya, si bocah mencoba mandiri. Ia lantas
berjualan koran dan permen untuk mencari uang tambahan guna membiayai
penelitiannya.
Begitulah,
si bocah kecil tumbuh jadi remaja yang sangat percaya diri. Meski
berkali-kali gagal dalam eksperimennya, ia tetap terus mencoba dan
mencoba lagi. Kasih sayang ibunya membuat ia jadi anak yang punya
prinsip dan tidak takut gagal. Bahkan, saat orang lain sudah menyerah
saat berkali-kali kurang sukses dengan yang dilakukan, ia terus maju.
Dengan pembelajaran dan kasih sayang itulah, si bocah kini dikenal
sebagai salah satu ilmuwan yang mampu mengubah dunia. Dialah Thomas Alva Edison.
Kisah ini saya ambil dari web Andrie Wongso
dan cerita di atas memberikan inspirasi dan kesadaran bagi saya bahwa
manusia diciptakan Tuhan dengan potensi luar biasa, dengan segala
kesempurnaan dan seringkali tidak kita sadari. Apa yang menjadi
kekurangan dalam pandangan kita atau pandangan orang lain bisa jadi itu
merupakan kelebihan dan bonus luar biasa diberikan Tuhan untuk kita,
tinggal bagaimana kita menafaatkannya. Saya yakin anda tidak menjalani
hidup dari penilaian orang lain apalagi penilaian yang negatif, termasuk
keyakinan yang anda jalani saat ini. Hidup anda akan bermakna ketika
anda memberikan makna dalam hidup anda sendiri. Apapun penilaian orang
terhadap anda, tetaplah berjalan dengan keyakinan yang anda miliki,
tebarkan kebaikan kepada semua dan dimana saja dan yakinlah Tuhan akan
selalu beserta orang-orang yang berbuat baik.
Semoga cerita di atas bisa memberikan semangat untuk kita semua dalam mengaruhi hidup yang serba tidak pasti ini.
0 komentar:
Posting Komentar