Kampungkosong.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

27/06/12

Konsep Dasar Filsafat Ilmu




Filsafat dalam Bahasa Inggris, yaitu :philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani : philosophia, yang terdiri atas dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis, intelegensi).Jadi, secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom)
Sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa filsafat ilmu itu adalah penyelidikan tentang cirri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Filsafat memiliki beberapa tujuan yang juga perlu kita ketahui. Tujuan-tujuan tersebut antara lain: 
* Mendalami unsure-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu. 
* Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapati gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara histories.
Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan ilmiah dan nonilmiah. 
* Mendorong para calon ilmuwan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya. 
* Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
    Ruang Lingkup Objek Filsafat Ilmu
    Ontologi: Ontologi merupakan azas dalam menetapkan batas ruang lingkup yang menjadi objek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realitas (metafisika). Ontologi meliputi permasalahan apa hakikat ilmu,apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren tentang kenyataan itu, yang tidak terlepas dari pandangan tentang apa dan bagaimana yang ada (being) itu.
    Ada beberapa pertanyaan ontologis yang melahirkan aliran-aliran dalam filsafat. Misalnya pertanyaan : Apakah yang ada itu?, bagiamanakah yang ada itu?, dan dimanakah yang ada itu?.
    Epistemologi: Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal-muasal, metode-metode dan sahnya ilmu pengetahuan.
    Terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang Epistemologi:
    * Apakah sumber pengetahuan itu ? Darimanakah datangnya pengetahuan yang benar itu ? dan Bagaimanakah cara mengetahuinya ?
    * Apakah sifat dasar pengetahuan itu ? Apa ada dunia yang benar-benar diluar pikiran kita ? dan Kalau ada apakah kita bisa mengatahuinya ?
    * Apakah pengetahuan itu benar (valid) ? Bagaimana kita membedakan yang benar dari yang salah ?
    Aksiologi: Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nilai-nilai, parameter bagi apa yang disebut sebgai kebenaran atau kenyataan itu, sebagaimana kehidupan kita yang menjelajahi kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materiil, dan kawasan simbolik yang masing-masing menunjukan aspeknyasendiri-sendiri. Lebih dari itu, aksiologi juga mennjukan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan ilmu kedalam praksis

    Metafisika Serta Hubungan dengan Ilmu Pengetahuan
    Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani ta meta fisika yang berarti sesudah fisika. Istilah ini merupakan penamaan yang diberikan oleh Andronikos terhadap karya-karya Aristoteles yang membicarakan hal-hal diluar fisika. 
    Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi yang sangat tinggi. Bermetafisika membutuhkan energi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat untuk menekuninya. Sebenarnya tradisi bermetafisika sendiri sudah ada sejak zaman Yunani dengan para filosof-filosofnya yaitu Thales, Plato dan Aristoteles .
    Pemilahan metafisika
    Prote phylosophya (filsafat pertama) yang dikembangkan oleh Aristoteles sesungguhnya memiliki dua obyek kajian. Yaitu, pertama, ‘yang ‘ada’ sebagai yang ‘ada’Kedua, yang ilahi. Fokos kajian filsafat yang pertama pada yang ‘ada’sebagai yang ‘ada’ maksudnya ialah fokus kajian pada realitas dalam dirinya sendiri, yang sungguh-sungguh nnyata, dalam artian terlepas dari hal konkret seperti rumah, pohon dll. Melainkan merangkumnya sejauh mereka berbagi kerakteristik umum yaitu ‘ada’. Fokus kajian metafisika pada yang ilahimaksudnya ialah fokus kajian pada realitas terdalam yang berada diluar pencerapan inderawi dan menjadi dasar absolut bagi semua keadaan yang bersifat relatif.
    Aristoteles membagi filsafat pertama (metafisika) menjadi dua bagian:
    Methaphysica generalis (metafisika umum) atau juga yang sering disebutontology
    Ontologi adalah disiplin yang berurusan dengan yang ‘ada’  sebagai yang ‘ada’,sebagai lawan dari disiplin yang berurusan dengan partikular  yang ‘ada’ seperti fisika, biologi, fisika dan lain-lain. Ontologi berasal dari kata Yunani: to on hei on, kata Yunani yang merupakan bentuk netral dari oon, dengan bentuk generatifnyaontos; artinya yang ‘ada’  sebagai yang ‘ada’ (a being as being). Istilah ontologi diperkenalkan ke dalam filsafat oleh seorang cendekiawan Skolastik-Protestan asal Jerman, Rudolphus Gocleneius dalam bukunya Philosophicum.
    Methaphysica specialis (metafisika khusus).
    Metafisika khusus membahas penerapan prinsip-prinsip umum ke dalam budang-bidang khusus. meliputi; teologi, kosmologi, dan psikologi. Selanjutnya metafisika khusus disebut sebagai metafisika. Metafisika mengkaji realitas yang tidak dicerap oelh indera apakah itu ketuhanan (teologi), semesta alam keseluruhan (kosmologi), maupun kejiwaan (psikologi). Jadi ada tiga obyek kajian. Antara lain; kosmologi (semesta), psikologi (jiwa), dan teologi (tuhan).

    Asumsi dalam Ilmu Pengetahuan
    Setiap ilmu selalu memerlukan asumsi. Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan menjadi lebar. Semakin terfokus obyek telaah suatu bidang kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih banyak.
    Asumsi dapat dikatakan merupakan latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan pula sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat.
    Jenis-Jenis Asumsi:
    Aksioma yaitu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian karena kebenaran sudah membuktikan sendiri.
    Postulat adalah pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian, atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya.

    ads

    Ditulis Oleh : Unknown Hari: 16.52 Kategori:

    0 komentar:

    Posting Komentar

    back to top
     
    Powered by kampungkosong.blogspot.com