Kampungkosong.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

29/11/11

menyelam dalam samudra pencerahan

Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Masjid as-Siddiq - 21 Jan 2005

ati` Allaha wa ati` ar-rasula wa ulil amri minkum.[4:59]Wa rahmatee wasi`at kulla shayin wa sa-aktubuha lilladheena yattaqoon. Karunia Ku meliputi seluruh alam. Karunia yang Kuberikan bagi mereka yang bertindak benar. [7:156]

Dalam firman Nya itu karunia bagi siapa ? bagi yang bertaqwa. Dan apa hasil dari ketaqwaan ? itaqullah wa yu`allimakumullah. Jadilah seorang yang alim maka Allah akan mengajarimu. [2:282].
Seluruh kekayaan dunia adalah sia-sia. Itulah yang mereka cari ; itaqullah wa yu`allimakumullah. Awliya yang sedang menunggu makrifat. Pengetahuan, pencerahan. Saat engkau dicerahkan maka engkau mempunyai kebijaksanaan, jika engkau punya kebijasanaan maka engkau akan menerima pengetahuan nabi (saw), `ulum al-awaleen wal-akhireen. Nabi akan meneteskannya dari samudra makrifat. Samudra makrifat tidak berawal dan tidak berakhir; seperti ombak di tepi laut, terus menerus bergulung sampai ke pantai, membawa segalanya dari dalam laut dimuntahkan ke pantai.
Makrifat juga meringkas sari pati dari lautan pengetahuan dan Memuntahkannya ditempat orang alim berdiri, dia terus memandang pengetahuan itu, dan karna ombak berasal dari samudra menuju pantai;
seorang waliullah , hatinya laksana sebuah samudra yang memompa dari dalam menuju permukaan hatinya, memuntahkan pengetahuan- pengetahuan tsb, terus tanpa berhenti.
Itulah mengapa hati mereka selalu terhubung dengan sumber utama, dan getarannya selalu bergerak dan bergerak, dan saat bergerak mampu menginspirasi hati yang meratap apa yang harus di katakan dan bicarakan. Ada awliya yang sedang di pantai menerima gelombang
ini. Beberapa sedang melayarinya dan sebagian lagi bergerak di tengah samudra dan menerima pengetahuan2 dari dalam. Ada yang menyelam, mengambil sari patinya menuju permukaan. Mereka yang menyelam lebih kuat daripada yg berlayar, mereka yang berlayar
mengirimnya ke pantai.
Mereka yang telah menyelam dan mampu melihat serta mempelajari pengetahuan2 adalah yang mampu memahami dan belajar. Itulah yang terjadi pada Sayyidina Bayazid al-Bistami, ketika Allah memintanya untuk menjadi sampah bagi ummatnya. Dan beliau mengarang cerita agar orang-orang membencinya, menyalahkan dan menuduhnya melakukan bid'ah. Kemudian melemparinya dengan batu dan melemparnya ke tempat sampah.
Setelah cerita itu, dan kalianpun mengetahuinya, beliau pergi ke pantai dan berlayar. Di tengah laut ada badai dan perahupun bergerak ke kanan dan ke kiri , dan ketika akan tenggelam kapten kapal berkata " Pasti ada seorang jahat di sini. Badai itu datang tiba2 entah darimana. Pastilah ada pendosa di perahu ini. Kami akan menulis nama orang2 dan mengambil salah satu untuk diceburkan ke laut."
Bayazid tertawa, " Mereka pasti akan melempar seorang yg tak berdosa." Beliaupun berkata," Biarkan mereka mengorbankan saya," Itulah bagaimana seorang awliya mengorbankan dirinya. Beliaupun dilemparkan ke laut yang sedang bergelombang, sangat kuat. Namun karena Bayazid al Bistami berada dalam pelayaran samudra makrifat , beliaupun lebih besar dari samudra itu.
Beliau membawa makrifat dalam hatinya. Samudra yang nyata itu tidak ada apa2nya. Samudra nyata itu bergejolak dan menakutkan Bayazid yang berada di permukaan. Dari ketakutan serta kebahagiaan
menjadikannya dalam gerakan, menghasilkan badai, tak ada kebahagiaan dan tak ada ketakutan. Jangan berpikir bahwa seorang awliya adalah mudah. Itulah samudra di puncak samudra. Saat Bayazid menceburkan dirinya di samudra luas itu, samudra air itu, menjadi tidak ada apa2nya di depan seorang wali yang membawa makrifat, seseorang yang telah mengalami pencerahan. Maka lautan itupun ditundukkan.
Sayyidina Bayazid menuju kedalam dan berkata, " Ya Rabi ! Engkau
telah mengujiku dgn membuatku seperti sampah, aku membuat diriku sendiri menjadi sampah. Engkau telah mengujiku di samudra itu dan akupun masuk ke samudra itu." Kemudian dia mulai bergerak, lebih cepat dari kecepatan cahaya, yaitu pada kecepatan hati. Kecepatan hati lebih cepat dari kecepatan pikiran. Kecepatan pikiran adalah dimana engkau berpikir, seketika itupun engkaupun berada di sana. Jika seorang wali berpikir bahwa dia sedang berada di matahari,
sedetik kemudian diapun berada disana; di Mars, diapun berada di Mars, di Venus, diapun ada di Venus, di Pluto diapun berada di Pluto. Dengan segera bayangan yang sempurna dari aslinya akan muncul disana. Itulah kecepatan pikiran.
Maka bayangkan kecepatan hati itu.Saya tidak diijinkan untuk menjelaskannya .Kemudian dia bergerak bersama kecepatan hati sampai akhirnya menuju tempat yang hanya terdengar Huuuuuuuuuuuu, tak ada yg lain. Diam total kecuali Huuuuuuuuuuu, sebuah suara yang penuh keagungan. Sayyidina Bayazid al-Bistami, Allah menganugerahkan beliau kekuatan lewat nabi saw, bahwa jika beliau ingin menghitung jumlah seluruh populasi manusia saat itu, diapun dapat menghitungnya dlm 5 menit, seluruhnya dgn kekuatan itu.
Suatu saat Sayyidina abdul Khaliq al-Ghujdawani, salah satu awliya besar, sedang berjalan dan mendapatkan inspirasi dan beliau mendengar sebuah suara," Ya Abdul Khaliq, pergilah ke suatu tempat di hutan. Lewati hutan itu dan teruslah berjalan sampai engkau tidak
menemukan tumbuhan dan hanya sebuah batu yg besar. Pukullah batu itu ( dgn peralatanmu ). Segera setelah kau pukul batu itu, maka air akan keluar lebih deras dari sebuah air terjun ( lebih deras drpd air terjun Niagara ), air yg besar akan keluar dari batu yang kau pukul.
Di setiap tetes air Aku ciptakan satu malaikat yg akan memujiKu sampai hari pengadilan kelak. Aku ingin kau memberi malaikat2 itu masing-masing dengan nama yang berbeda dari malaikat lain dan kau tak boleh mengulang tiap nama 2 kali. Air itu akan mengalir sampai hari pembalasan kelak. Dan kamu bertanggung jawab utk memberi masing2 malaikat nama dan tidak boleh ada yg diulang 2 kali.
Kemudian Aku ingin, seluruh puji2an dari malaikat ini, harus dibagi- bagikan diantara mereka yang mengikuti tarekat Naqshbandi." Itulah sebuah hal yg spesial yang diberikan pada Syaikh Abdul Khaliq seperti yang diberikan pula pada Sayyidina Bayazid.
Grandshaykh punya sesuatu yg istimewa begitupun maulana syaikh juga punya suatu keistimewaan, namun tidak ada ijin untuk membicarakan keistimewaan tsb. Itulah keistimewaan para awliya. Bagaimana beliau
mampu memberi nama malaikat2 tsb tanpa makrifat ?
Pergilah engkau ke pusat data semua orang, pusat data secara global. Berapa banyak nama yg mirip satu dgn lainnya ? Seluruhnya 6 milyar, dan semuanya saling berbagi nama. Adalah mustahil bagi mereka untuk
punya nama yang berbeda. Bayangkan dari setiap tetes, satu malaikat diciptakan. Bukan 6 milyar, bukan 100 milyar, bukan 1 triliun, bukan 10 triliyun, bukan 1 qadriliyun ataupun 1 cinqotriliyun. Lalu bagaimana dia menamai mereka tanpa Allah memberinya kekuatan
melalui Nabi kita.
wataqullah, wa yuallimakumullah. Jika kamu bertaqwa, kamu akan (mampu. red ) belajar. Itulah Makrifatullah, darinya kamu dapat memberi nama-nama. Itulah mengapa Syekh Sharafuddin melalui makrifat mampu memaparkan nama2 awliya di zaman Imam Mahdi. Beliau mampu
memaparkan 49 deputi dan 50 khalifah dari Imam Mahdi.
Beliau menurunkannya pada grandsyaikh dan beliaupun menurunkannya pada syaikh mawlana dan menyuruh saya untuk menuliskannya. Kami mempunyai hal itu. Rahmat Ku meliputi segalanya dan kami akan menuliskannya bagi mereka yang mempunyai kebajikan. Dan mereka yang berada dlm kebenaran, maka Allah akan mengajarinya. Beri mereka nama-nama. Ambil dari nama2 dalam kitab suci Alquran. wa la yabis wa la ratbin illa fee kitabin mubeen. Tak akan kering atau basah kecuali hal itu telah ada di dalam sebuah kitab yang jelas.
Mari kita kembali pada Sayyidina Bayazid al-Bistami Maka dia pun pergi, dan cerita tentang Sayyidina Abdul Khaliq adalah suatu hal yg besar. Berapa banyak puji2an dari seluruh malaikat ini pada para pengikut rantai emas. Berapa banyak puji2an yg akan kalian terima, bergembiralah!, engkau telah mengambil bay'at dan engkau menjadi bagian dari rabitah itu, rantai itu yg menghubungkan orang2 bersama atau seperti manik2 tasbih dalam satu tali ikatan.
Yurbut, berarti untuk mengikat segalanya. Maka Sayyidina Bayazid berkata," Aku tak akan datang sampaiaku mencapainya." Maka dgn kecepatan hati, beliau bergerak sampai beliau mendengar Huuuuuuuu, tak terhingga. Beliau sanggup menghitung jumlah manusia yang hidup dalam 5 menit. Namun untuk hal satu ini beliau tak mampu menghitungnya ( pujian & malaikat )
Lalu beliau mendengar ruh Sayyidina Shah Naqshbandi dan itupun sebelum beliau ada di dunia ini, sebelum kelahirannya. Dan seluruh ruh2 Naqshbandi hadir dibawah tarbiyya Shah Naqshband dan mereka
melafazkan Huuuuuuuu dalam satu suara berkelanjutan tanpa bernafas; kemudian mengambil nafas ke dalam. Kamu hanya bernafas di dalam.
Itu adalah udaramu ketika masuk, bernafas adalah untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Tidak ada nafas keluar, karna itu adalah suci dan bersih, tak ada polusi. Amat bersih. Itu hanyalah satu suara berkelanjutan yang kamu terus keluarkan, tak perlu mengambilnya ke dalam. Karena engkau telah didandani dan dilempar ke lautan makrifat.

Maka Sayyidina Bayazid pun ketakutan. Ada suara dalam hatinya " Oh Bayazid apa yg kamu lakukan dalam daerahku ? " Ketika mendengar ini, beliaupun menjadi takut dan berbalik kembali. Lalu beliaupun menyadari bahwa ada sebuah pengetahuan diatas pengetahuannya. Makrifat akan selalu meningkat. Seperti Nabi (saw) selalu dlm peningkatan, mengambil dan memberinya pada awliya sehingga mereka juga selalu dalam peningkatan.
Dalam majelis para awliya, nabi Muhammad (saw), mereka bertemu dengan ruh an-nabi ( Nabi Muhammad saw secara spiritual ) tiap kamis malam. Dan dalam pertemuan itu, sayyidina Bayazid berkata," Ya Rasulullah, mengapa seluruh Naqshbandi, sampai saat ini ( pada masa grandsyaikh Abdullah, selama berkhalwat di Madinah, beliau bertutur tentang penglihatan tsb. beliau berkata bahwa beliau selalu duduk di sebelah kanan nabi (saw) karena beliau adalah syaikh yg masih hidup, dan yang masih hidup selalu di tingkat yg paling tinggi. )

Abayazid berkata," Ya sayyidi ya Rasullulah. Saya punya pertanyaan. Mengapa seluruh pengikut Grandsyaikh, saat mereka melafazkan surah al-Fatiha dalam ihda, mereka menyebut Shah Bahauddin Naqsband. Jika mereka mau menyebutkan namaku, aku akan meletakkan mereka pada samudra yang pernah aku lihat sebelumnya. Aku akan membawanya kemana aku berdiri, di pantai lautan makrifat yang belum pernah seorangpun menginjakkan kaki di sana."

Lalu sayyidina grandsyaikh Sharafuddin berbalik dan memberi jawaban setelah datangnya ijin. Beliau berkata, " Tempat dimana kamu berdiri adalah awal dari sebuah samudra. Itulah mengapa engkau tak mampu melihat sisi lain dari samudra dimana Shah Naqshband sedang berdiri. Jika mereka memberimu Fatiha, maka benar kau akan membawa mereka ke mana engkau berada. Namun bila diberikan pada Shah Naqshband maka mereka akan mencapai dimana beliau berada."
Sebagian berlayar, sebagian berenang. Itulah Makrifat. Semoga Allah merestui kita dengan makrifat dan mendandani kita dengan makrifat yang barokah dari syaikh kita dan barokah dari nabi (saw)

Wa min Allah at Tawfiq

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 20.55 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

back to top
 
Powered by kampungkosong.blogspot.com