Istilah dalam dunia bisnis, Cash is the King atau Uang Tunai adalah Raja,
sungguh tidak dapat disangkal, sebuah kebenaran yang nyaris mutlak,
tapi sering terabaikan. Banyak pengusaha terlambat mengingat pentingnya
memiliki Kas atau Uang Tunai yang cukup untuk masa sulit dalam
perjalanan bisnisnya.
“Nomor SATU alasan mengapa Bisnis Gagal karena Pengusaha Kehabisan Uang Tunai!” Ini sangat penting untuk selalu Anda ingat dan pahami dalam menjalankan roda bisnis Anda.
Resesi ekonomi yang selalu saja hadir di
dalam dunia bisnis, sesungguhnya telah mengingatkan kita bahwa apa yang
bisa terjadi dalam bisnis sering tidak terduga, dan kemungkinan
terjadinya adalah ketika Anda tidak menduganya sama sekali. Hal seperti
ini sudah pernah saya alami pada saat krisis moneter nasional yang lebih
dikenal dengan sebutan KrisMon di negeri ini pada tahun 1997 – 1998,
yang mengakibatkan kerugian besar senilai milyaran rupiah dalam lingkup
bisnis saya. Krisis berikutnya yang juga sempat berpengaruh pada bisnis
saya, meskipun pengaruhnya kecil adalah pada tahun 2008.
Berdasarkan pengalaman merugi hingga
milyaran rupiah, maka saya berpikir bahwa cara untuk mengantisipasi dan
mengelola risiko bisnis, bukan hanya melihat laporan-laporan dalam
hitungan minggu ini atau bulan ini, tetapi juga mengantisipasi potensi
kondisi buruk apapun yang akan terjadi, untuk satu, tiga atau bahkan
lima tahun dari sekarang.
Sebagai Barometer Resiko, maka saya
harus membangunnya dalam rencana bisnis sehari-hari, seperti penilaian
arus kas triwulan, bulanan dan mingguan. Sebagai Pengusaha, saya perlu
selalu terhubung ke arus kas bisnis, sehingga jika terjadi hal-hal yang
penting dan mendesak untuk secepatnya diambil suatu keputusan, maka saya
bisa segera membuat perubahan.
Senantiasa memperhatikan secara lebih
dekat namun meluas dan menyeluruh pada bisnis adalah penting, karena
untuk melihat kondisi perekonomian secara keseluruhan, termasuk dari
suku bunga, inflasi dan seberapa besar pengangguran, yang mana hal
tersebut tentunya berpengaruh terhadap nilai-nilai konsumen dan mata
uang. Pengetahuan ini akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat
tentang bagaimana bereaksi terhadap suatu perubahan dan pergeseran yang
terjadi dalam dunia bisnis, untuk kemudian mengatur ulang strategi
bisnis.
Berikut adalah Enam Risiko tambahan yang
dapat mengancam perusahaan Anda dan beberapa Resep singkat untuk
mengatasinya. Saya sekedar berbagi pengalaman saja, sama sekali bukan
bermaksud menggurui Anda.
1. Salah Kaprah Tentang Pelayanan Pelanggan Anda.
Pengusaha sering begitu terfokus pada
pelayanan klien yang sudah ada atau berusaha selalu memenuhi setiap
pesanan pelanggan, sehingga berakibat mereka tidak menyadari bahwa
bisnisnya mulai melambat. Sebenarnya memang harus begitulah sikap kepada
para pelanggan, namun hendaknya juga melihat hal-hal lainnya yang
sekiranya bisa berpengaruh pada jalan bisnis. Jika pengusaha sampai
melupakan pengaruh dari sisi selain pelanggan, maka jika bisnisnya mulai
melambat, mereka lambat juga menyadarinya, sehingga akibatnya mereka
gagal menjaga nama baik “track record” bisnisnya.
Resep:
Jika bisnis mulai melambat, segeralah bereaksi. Potong biaya yang tidak
sangat penting, sehingga Anda tidak menghabiskan lebih banyak
dibandingkan Kas masuk. Pergeseran strategi pemasaran dapat membantu,
seperti memperluas lini produk Anda atau menyesuaikan harga Anda. Dalam
kondisi perekonomian seperti ini, Anda tidak bisa hanya mengharapkan
jalan keluar dari masalah secara sekenanya saja.
2. Keliru Mengelola Kas atau Uang Tunai.
CEO sering mendelegasikan analisis
neraca kepada mereka, CFO atau akuntan dari luar perusahaan. Tapi
sebagai pengusaha, pemahaman arus kas perusahaan Anda tetaplah sangat
penting untuk melihat kesehatan finansial perusahaan secara keseluruhan.
Terlalu banyak CEO melepaskan tanggung jawabnya pada arus kas, dan
hanya mencari tahu jika ada masalah arus kas yang kacau.
Resep:
Menetapkan target dan rentang untuk margin kotor dan bersih. Apakah itu
mingguan, bulanan atau kuartalan, dan secara berkalau me-review
keuangan Anda untuk menentukan apakah margin Anda tetap berada di jalur
yang benar.
3. Antisipasi Risiko dari Vendor atau Pemasok Anda.
Sama bahayanya seperti memiliki hanya
segelintir pelanggan, demikian juga jika Anda hanya memiliki sedikit
vendor atau pemasok, karena mereka bisa seenaknya memutuskan untuk
menaikkan harga sehingga akan membunuh keuntungan Anda. Jangan pernah
membiarkan sumber resiko terbesar bisnis Anda berasal dari vendor atau
pemasok yang jumlahnya hanya satu atau dua vendor atau pemasok, karena
tingkat ketergantungan akan menempatkan bisnis Anda pada kondisi sangat
beresiko.
Resep:
Carilah banyak vendor atau pemasok bisnis Anda. Bahkan jika Anda tidak
ingin menggunakan banyak vendor atau pemasok, setidaknya Anda sudah
mengidentifikasi sumber-sumber alternatif dan mengetahui persyaratan dan
harga dari banyak vemdor atau pemasok. Jika hanya ada satu vendor atau
pemasok untuk bisnis yang Anda lakukan, maka carilah perusahaan vendor
atau pemasok lainnya, yang Anda bisa bermitra dengannya untuk menawarkan
layanan pelengkap bagi klien Anda.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan IT
yang menjual jasa manajemen desktop untuk klien korporasi biasanya
bekerja sama dengan penyedia perangkat lunak. Perusahaan tersebut dapat
mempertimbangkan menjual lebih banyak layanan, seperti perlindungan
virus, perlindungan browsing Web keamanan atau manajemen bandwidth,
untuk pelanggan yang sama. Dan, perangkat lunak yang digunakan untuk
menyediakan layanan-layanan lainnya bisa datang dari vendor atau pemasok
lainnya lagi.
4. Catatan Rekening Anda bisa saja Menipu.
Apa yang lebih buruk daripada tidak mendapatkan penjualan? Jawabannya adalah “Membuat penjualan dan tidak dibayar!”
Hampir setiap bisnis memiliki tagihan, dan mereka tidak dapat
mengumpulkan uang masuk dari penjualan, atau pelanggan Anda secara
konsisten menunggak. Oleh karena itu, Anda perlu memahami soal piutang
bisnis Anda dan rekening Anda yang sebenarnya telah “nakal dan menipu”
Anda.
Resep:
Monitor terus kesehatan finansial pelanggan Anda. Menelepon pelanggan
Anda segera setelah mengetahui bahwa pembayarannya terlambat. Mengatur
cara praktis untuk mengetahui pelanggan nakal , termasuk secara cermat
mengirimkan tagihan piutang Anda. Buat pedoman garis piutang yang
meragukan dalam buku besar umum Anda sehingga Anda dapat memahami dan
cepat memikirkan untuk bertindak, apa yang seharusnya Anda lakukan.
5. Risiko Kredit Usaha.
Rasa sakit dari krisis kredit masih saja
berlanjut. Bunga kredit usaha yang berkisar 12 – 13% per tahun tentunya
masih cukup berat bagi dunia usaha dalam menjalankan roda ekonominya,
apalagi jika 100% bisnis Anda masih bergantung pada kredit usaha.
Resep:
Pahamilah sebuah neraca murni. Jangan hanya karena Anda diberi kredit,
bahkan ada tambahan “cashback” bukan berarti Anda harus bangga apalagi
sampai lalai bahwa itu sebenarnya masuk di perhitungan Hutang Anda, yang
pada waktunya harus dibayar lunas. Lebih bijak jika Anda menyesuaikan
kemampuan kongkrit bisnis Anda terhadap besaran kredit yang harus Anda
tanggung. Dan kredit usaha harus 100% dipakai untuk mengembangkan usaha
bisnis Anda.
6. Risiko Hukum.
Menjadi yang digugat akibat data yang
keliru, produk yang rusak atau kondisi kerja yang berbahaya adalah
kemungkinan yang nyata dari pelanggaran yang bisa terjadi pada bisnis
Anda.
Resep:
Menetapkan standar operational prosedure dan protokol untuk segala
sesuatu yang berkaitan dengan bisnis Anda adalah langkah antisipasi yang
bisa menjaga dan memperkecil terjadinya pelanggaran akibat kekeliruan
manusia. Jika memungkinkan dengan teknologi, maka menggunakan proses
multilevel verifikasi dengan perangkat lunak yang disesuaikan dengan
kebutuhan, tentunya akan lebih membuat bisnis Anda terhindar dari
kekeliruan yang berakibat pada resiko hukum yang berlaku.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
0 komentar:
Posting Komentar