Bom Setengah Jadi Ditemukan di Tambora.AHMAD S HAMID/INDOPOS SIAPKAN BOM?: Polisi mengamankan bom setengah jadi di rumah Toriq. Polisi menyegel rumah Toriq (bawah).
JAKARTA-Temuan benda men curigakan di rumah milik Iyot, di Jl Teratai 7, RT 02/04, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, tak boleh dianggap sepele. Benda diduga bom rakitan itu sinyal ba ru aksi teroris kembali bekerja. Pengamat terorisme, Al Chaidar, menerangkan temuan barang mencurigakan di wilayah Ja karta perlu diantisipasi secara baik.
Bukti itu mengarah ada upa ya melakukan aksi di kawasan Jakarta. ’’Tentu bidikannya masih pada dae rah-daerah yang dijadikan sim bol kezaliman dan perlawanan terhadap ideologi para teroris,’’ ujar dia kepada IN DOPOS, kemarin. Menurut mantan petinggi Negara Islam Indonesia (NII) itu, rakitan bom yang ditemukan aparat keamanan itu memberikan arahan sudah ada rencana penyerangan, meski belum dapat dipastikan waktu dan lokasinya secara persis.
Al Chaidar memperkirakan, ke lompok yang terlibat itu bukan lah dari jaringan baru. Mereka dari kelompok lama yang mem bentuk pola-pola baru. De ngan generasi yang juga baru. Tentu saja, menurut dia, tujuannya untuk lebih mengaburkan jaringan teroris yang beraksi. Sekaligus lebih memper kuat image gerakan teroris masih hidup dan perlawanan belum berakhir.
Hingga segala bentuk upaya dilakukan para ka der teroris tersebut. Kenapa menggunakan kawasan Tambora? Dia menilai lebih sebagai upaya pengalihan terhadap pencarian aparat. Sebab, sejumlah wilayah di sekitar Jakarta terkesan sudah begitu su lit disinggahi. ’’Di sekitar Ja kar ta mereka mencoba tinggal dan hidup saja. Sedangkan di Tam bora itu menjadi lokasi menyusun aksi dan perakitan,’’ tegasnya.
Dia menambahkan, pola terse but memberikan kemudahan bagi teroris mengirimkan ’ba rang’ ke lokasi yang dituju. Tan pa menghadapi berbagai ke sulitan lagi. Bagaimana soal bahan bakunya? Al Chaidar me rasa bukan sebuah kesulitan bagi pelaku teroris. Mereka bisa melakukan banyak hal untuk mendapatkan barang-barang tersebut.
’’Jaringan mendapatkan pasokan bahan pembuat bom bukan lagi persoalan. Mereka sudah tahu dan bagaimana mendapatkan,’’ tegasnya Seperti diketahui, warga kampung Teratai, Kel Jembatan 5, Kec Tambora, Jakarta Barat, kemarin dihebohkan oleh penemuan bubuk rangkaian bom setengah jadi yang diduga sebagai bahan peledak berkapasitas besar.
Bubuk dan rangkaian bom setengah jadi ini berceceran di dalam kamar milik Muhammad Toriq, 32, warga RT 02 RW 04 ini. Informasi yang dihimpun INDOPOS, penemuan tersebut setelah warga melihat asap putih keluar dari atap, pintu kamar, dan pintu belakang rumah berwarna kuning sekitar pukul 16.00 WIB kemarin. Melihat asap putih, warga yang trauma dengan kebakaran langsung berhamburan.
Mereka mencoba mencari sumber asap putih yang menyesakkan pernapasan itu. ’’Kami mencoba mencari sumber asap, kami khawatir kalau terjadi kebakaran,’’ kata Subagyo, Ketua RT 02 RW 04 kepada INDOPOS. Sejumlah warga berusaha mendobrak rumah yang dihuni empat orang tersebut, yakni Muhammad Toriq, Iyot, 60 (ibunya), Yanti (istrinya), dan putranya. Sayangnya, upaya warga tersebut dihalangi Toriq.
Dia berusaha menutup pintu kamarnya dan pintu belakang dengan alasan tidak terjadi apaapa. ’’Bukannya pintu dibuka tetapi pintunya ditahan pakai kursi, padahal istrinya sudah keluar sambil menggendong anaknya,’’ ujarnya. Warga kemudian mendobrak paksa pintu belakang. Saat pintu terbuka, warga melihat Toriq membuang bubuk dan cairan yang diduga sebagai bahan peledak ke dalam kantong plastik transparan, dan sisanya di buang ke dalam got belakang rumahnya.
Kedua tangannya terlihat penuh bubuk mesiu putih, seperti bahan petasan. Meski tidak tahu apa yang Toriq kerjakan, sejumlah warga yang memasuki rumah sempat melihat rumus-rumus kimia yang ditulis dengan tangan, kabel berukuran kecil, tembaga, rangkai alat elektronik berukuran kecil. ’’Kami tidak tahu apa yang dia kerjakan, tetapi setelah warga masuk dia langsung kabur,’’ kata bapak empat anak tersebut.
Merasa curiga dengan aktivitas tersebut, warga melaporkan kejadian itu ke pos polisi tidak jauh dari stasiun Angke, Keca matan Tambora, Jakarta Barat. Ada sebagian warga yang menghubungi pemadam kebakaran. ’’Satu pemadam kebakaran sudah sampai, tetapi karena tidak ada api mereka balik lagi,’’ katanya.
Tidak lama kemudian satu demi satu petugas kepolisian berseragam menuju TKP. Sa yangnya, saat petugas kepolisian memeriksa rumah yang seharihari digunakan jualan voucher itu, petugas tidak mendapat Toriq. Pasalnya, sejak warga memasuki rumah milik Iyot, 60, Toriq sudah menghilang.
’’Ada warga melihat pria tersebut kabur menggunakan sarung menuju teratai Raya,’’ katanya. Petugas kepolisian langsung menciduk istri dan ibu Toriq untuk dimintai keterangan dan membawa bahan kimia dan cairan yang dibungkus plastik putih dan menyegel rumah tersebut. Petugas kepolisian berseragam dan bebas pun berjaga- jaga tidak jauh di lokasi.
Mereka meminta sejumlah warga tidak mendekati lokasi sebelum tim gegana polda Metro Jaya memeriksa lokasi. ’’Ibu dan istrinya berikut bahanbahan kimia ada yang di bawah sebagian masih ada di dalam,’’ jelasnya. Sekitar 19.00 WIB, tim Gegana Polda bersama petugas Kepolisian Metro Jakarta Barat menyisir rumah dan memasuki rumah berukuran lebih 70 meter persegi itu.
Sejumlah barang yang diduga bahan peledak dikeluarkan satu demi satu, di antaranya empat botol putih berisi cairan, paku kecil dua toples putih bening, gulungan kabel berukuran kecil biru, merah, putih dan hitam. Rangkaian elektronik yang sudah terhubung dengan 2 handphone, gulungan tembaga, dan pipa paralon putih.
Satu demi satu bahan yang diduga keras digunakan untuk membuat bahan peledak tersebut disimpan dalam kardus cokelat berjumlah enam buah. Selanjutnya, bahan yang diduga keras digunakan untuk membuat bom ini dibawa petugas Labfor.
Bom Setengah Jadi
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Polisi Suntana di lokasi mengatakan, telah ditemukan rangkaian bom setengah jadi di rumah milik Iyot, 60, ibu dari Muhammad Toriq yang sampai saat ini dalam pengejaran petugas. Pasalnya, saat petugas mendatangi lokasi tersebut, Toriq sudah melarikan diri. ’’Saya tegaskan ini bukan ledakan, hanya kepulan asap yang diduga rangkaian bom, kami masih menduga itu bom,’’ terangnya.
Petugas kepolisian telah meng amankan dua saksi yang tidak lain adalah ibu dari Muham mad Toriq, yakni Iyot, 60 dan istrinya, Yanti. Keduanya di tangkap bersama barang bukti berupa rangkaian bom sete ngah jadi yang dibuat anaknya. ’’Apakah benda itu rakitan bom atau tidak, kami sudah mengamankan, dan ibu dan istri sudah dimintai keterangan,’’ katanya.
Apakah Muhammad Toriq termasuk kelompok Firman yang ditangkap di kawasan Depok, Jawa Barat, dinihari kemarin, perwira bergelar dokter tersebut belum bisa memastikan. ’’Kami belum bisa memastikan, semuanya masih dalam penyelidikan,’’ paparnya. Rencananya esok hari, petugas kepolisian akan melakukan olah TKP dan akan mensterilkan lokasi tersebut.
Sebagai warga yang lahir dan besar di lingkungan Gang Teratai, Kelurahan Jembatan 5, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Muhammad Toriq dikenal sebagai pria tertutup. Bapak satu anak ini tidak pernah bergaul dengan warga sekitar. Bahkan, lulusan SMA di kawasan Tambora tersebut hampir selalu berada di rumahnya. Dia pun tidak pernah terlibat dalam organisasi radikal. ’’Dia itu tertutup, jarang bergaul, kalaupun keluar paling main catur sambil menjaga voucher,’’ jelas Imam, 34, tetangga korban.(ash/rko)
sumberi: indopos.co.id
0 komentar:
Posting Komentar