BREBES, - Memasuki H-9 Lebaran, Jumat (10/8), kendaraan jenis angkutan barang terpantau memadati jalur pantura Kabupaten Brebes. Kendaraan jenis truk boks, truk gandeng dan kontainer itu mendominasi jalur utama pulau Jawa tersebut. Hal itu menyusul adanya kebijakan larangan beroperasi bagi truk angkutan barang non sembako dan bahan bakar minyak pada H-4 Lebaran mendatang.
Pantauan suaramerdeka.com di sepanjang pantura Brebes, peningkatan volume kendaraan angkutan barang itu terlihat sejak Kamis (9/8) lalu. Iring-iringan kendaraan jenis itu terlihat di sepanjang jalur pantura dari arah Jakarta maupun sebaliknya. Bahkan, dalam satu iring-iringan minimal terdapat 4-5 kendaraan angkutan barang. Akibat peningatan volume kendaraan itu, arus lalu lintas sempat terhambat di sejumlah titik.
Di ruas Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari, Brebes dan ruas dalam Kota Brebes misalnya, antrean kendaraan angkutan barang mengular hingga beberapa kilometer. Itu terjadi karena kendaraan dengan bertonase besar itu harus melaju pelan saat akan melintasi Jembatan Sungai Pemali. Kondisi itu diperparah dengan tingginya aktivitas warga di ruas dalam Kota Brebes. Selain di dua titik itu, antrean juga terjadi di titik-titik pasar tumpah. Namun, di pasar tumpah hanya terjadi saat pagi hari.
Arie (38), seorang sopir truk bermuatan makanan kecil mengaku, saat ini arus kendaraan barang di pantura mengalami peningkatan. Itu terjadi karena para perusahan atau pabrik diburu untuk segera mendistribusikan barangnya. Perusahaan menargetkan agar sebelum musim arus mudik barang produksinya sudah harus tiba. Sebab, pada H-4 Lebaran truk pengangkut non sembako dan bahan bakar minyak dilarang beroperasi. "Kalau seperti ini, kami memang berburu cepat. Akibatnya, jalan menjadi padat dan perjalanan bertambah lama," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishunkominfo) Pemkab Brebes, H Sutriyono SH MM, mengatakan berdasarkan pantauannya, volume kendaraan angkutan barang saat ini mengalami peningkatan cukup tajam, bahkan kenaikannya hingga 20 persen dari kondisi normal.
Hal itu terjadi diduga terkait akan diberlakukannya larangan beroperasi pagi truk non sembako dan bahan bakar minyak pada H-4 Lebaran. Akibatnya, mereka pun berburu waktu agar barangnya segera terkirim. Saat kondisi normal volume kendaraan barang yang melintas rata-rata 700 - 750 unit/ hari, tetapi kini mencapai 1.000 unit/ hari.
"Peningkatan volume itu sebenarnya sudah dirasakan sejak awal puasa lalu. Diperkirakan puncak kepadatan kendaraan angkutan barang ini terjadi pada H-5 Lebaran atau Selasa (14/8)," katanya.
Sumber : Suara Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar